Sry Mulyani Ditunjuk Ketua Satgas Kesehatan Keuangan G20

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 31 Oktober 2021 21:34 WIB
Monitorindonesia.com - Menteri Keuangan (Kenkeu) RI Sry Mulyani dipercaya negara-negara G20 sebagai ketua satuan tugas (satgas) Kesehatan Keuangan.  Satgas tersbut diisi oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan masing-masing anggota G20. Sri Mulyani mengatakan, pembentukan Satgas tersebut untuk menyiapkan prevention, preparedness, dan response (PPR) dari pandemi. Dia mengatakan pandemi Covid-19 merupakan ancaman nyata terhadap perekonomian dunia. "Oleh karena itu dalam pembahasan dengan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan dalam pertemuan G20 disepakati untuk membangun mekanisme pencegahan pandemi (pandemic preparedness)," ujar Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers secara virtual pada Sabtu (30/10/2021). Saat ini, kata Sri, dunia tidak siap menghadapi pandemi sehingga penanganannya memakan biaya sampai US$ 12 triliun dan menyebabkan 5 juta orang meninggal. Oleh karena itu dunia harus menyiapkan upaya penangangan pandemi lebih baik. Persiapan untuk pandemi ini sangat tergantung kepada kesepakatan mengenai protokol kesehatan antar negara serta tata kelola dalama penanganan pandemi. "Tata kelolanya akan diatur seperti apa? karena kita punya WHO (World Health Organization), dalam hal ini biasanya WHO bicara mengenai standar tetapi tata kelola untuk enforcement tidak ada," katanya. Presiden Joko Widodo menegaskan arsitektur kesehatan global perlu untuk diperkuat yang terdiri dari mekanisme untuk memperkuat atau kolaborasi antar negara-negara. Sehingga dapat memperkuat akses terhadap terjadinya pandemi yang adil, terjangkau, dan berkualitas. Sri mengatakan, perlu ada kesepakatan protokol antarnegara ketika terjadi pandemi. Selama ini terjadi fragmentasi, dimana setiap negara membuat keputusan yang menyebabkan dampak ekonomi dan penularan virusnya malah semakin bertambah. Menurutnya, kondisi pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata karena akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia. Bahkan, ada negara-negara yang sampai hari ini bahkan jumlah vaksinasinya penduduknya kurang dari 3% di negara-negara Afrika rata-rata yang di negara-negara miskin baru 6% dari penduduknya. Sementara negara maju sudah melakukan vaksinasi di atas 70% bahkan mendekati 100% dan sudah melakukan boosting.[Lin]