Wapres Serukan Indonesia Segera Lepas dari Jebakan Eksportir Bahan Mentah

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 10 Desember 2021 21:01 WIB
Simalungun, Monitorindonesia.com - Wakil Presiden Ma’ruf Amin ingin Indonesia segera lepas dari jebakan sebagai negara pengekspor hasil bumi sebagai bahan mentah. Pernyataan Wapres dikemukakan saat meluncurkan Hari Rempah Nasional (HRN), di Niagara Hotel Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Jumat (10/12/2021). Wapres mengatakan, Provinsi Sumatera Utara sendiri, merupakan salah satu daerah dengan penghasil rempah yang cukup melimpah. Sehingga daerah tersebut menjadi primadona ekspor. Ma’ruf Amin pun ingin menggaungkan kembali kejayaan rempah negara nusantara, dari kawasan Danau toba. “Dari kawasan inilah, saya ingin kita bersama-sama menggaungkan kembali nya kejayaan rempah Indonesia. Ini selaras dengan amanat Bapak Presiden pada Hari Tani Indonesia Tahun 2017. Tujuannya untuk mewujudkan kesejahteraan petani serta keunggulan agribisnis Indonesia,” ucap Ma’ruf Amin. Indonesia, imbuh Wapres, telah menjadi pengirim hasil perkebunan sebagai komoditas ekspor bahan mentah tersebut sejak lima abad lalu. Hal itu justru menjadikan negara lain berpeluang mengembangkan industri pengolahan bahan baku tersebut, dimana produknya diimpor kembali ke Tanah Air. "Kondisi ini, sayangnya, memberikan peluang kepada negara lain untuk melakukan proses pengolahan bahan baku, industri pengolahan, yang hasil akhirnya kembali diimpor oleh Indonesia. Kita ingin secepatnya keluar dari jebakan negara pengekspor bahan mentah dan lepas dari ketergantungan pada produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan," kata Wapres. Ma’ruf Amin meminta kepada jajaran Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan, agar mempercepat terwujudnya sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib, serta bebas dari hambatan dan pembatasan yang selama ini tidak menguntungkan. Dia meminta, kementerian terkait harus membangun dan melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang proses produksi, distribusi, dan logistik untuk peningkatan produktivitas serta aktivitas ekspor, kemudian membentuk tata kelola niaga yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani. Wakil Presiden Ma’ruf amin juga mengajak semua pihak untuk gencar mempromosikan Indonesia dalam kampanye “Spice Up the World”. Menurut nya, pemanfaatan komoditas rempah erat kaitan nya dengan perkembangan kuliner. Dikatakan Ma’ruf Amin, bahwa Kampanye tersebut, penting untuk membangun “national culinary branding” sehingga citra kuliner Indonesia berbasis rempah dan bumbu dapat lebih mendunia. “Kekuatan branding kuliner ini perlu dibangun dengan tetap menonjolkan kualitas produk, yang mencerminkan kualitas pikir, kualitas karya, kualitas kinerja, serta kualitas hidup bangsa Indonesia,” ucapnya. “Sekali lagi saya mengajak semua pihak harus bangkit untuk mengelola kekayaan bumi Indonesia secara bijak, karena itulah keunggulan komparatif kita yang diakui dunia,” ucap Wakil Presiden. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian di Tanah Air telah terbukti mampu bertahan di masa pandemi Covid-19 dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Dengan kondisi stabilitas di sektor komoditas pertanian tersebut, Syahrul menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan produk pertanian dengan kualitas terbaik. "Pertanian kita bertahan luar biasa. Banyak negara kolaps menghadapi Covid-19 karena inflasi dan sebagainya. Kita tidak karena ada pertanian," ujar Syahrul Yasin Limpo. Hadir pula dalam acara tersebut ialah Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Panglima Komando Daerah Militer I Bukit Barisan Mayjen TNI Hassanudin, Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak serta Ketua Dewan Rempah Indonesia Gamal Nasir.