Operasi Rasaka Chartenz 2022, Polri Beri Pelatihan Beternak untuk Warga Papua

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Januari 2022 16:14 WIB
Solo, MonitorIndonesia.com - Puluhan warga Papua ikuti pelatihan peternakan untuk mengembangkan usaha di wilayahnya lewat program Operasi Rasaka Chartenz 2022. Mereka dikirim ke sejumlah wilayah untuk belajar peternakan ayam, sapi, babi, dan perkebunan jagung dalam program yang diinisiasi Binmas Polri. Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengungkapkan Operasi Rasaka Chartenz 2022 bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui unit usaha peternakan. "Peserta pelatihan dikirim ke sentra peternakan untuk belajar teori dan praktik. Ilmu yang diperoleh akan menjadi bekal mengembangkan usaha di Papua," katanya, saat membuka Program Binmas Polri Operasi Rasaka Chartenz 2022 di PT Sinar Pangan Mandiri, Jumat (21/1). Di peternakan ayam petelur yang berlokasi di Dusun Gemblung Kulon, Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Jawa Tengah, ada 18 peserta dari Papua hasil kerja sama Korbinmas Polri dan PT Sinar Pangan Mandiri. Tiga orang dari unsur Babinkamtibmas dan 15 dari masyarakat. Mereka akan menjalani pelatihan selama sebulan dan tinggal di mess yang disediakan perusahaan milik Katno Hadi, yang juga Ketua Umum Senkom Mitra Polri. Suwondo mengatakan, ada empat jenis pelatihan bertahap dalam Operasi Rasaka Chartenz 2022. Pelatihan peternakan ayam berlokasi di Jawa Tengah, ternak sapi pembibitan di Nusa Tenggara Timur, sapi penggemukan di Jawa Barat, ternak babi di Sulawesi Utara, dan perkebunan jagung di Gorontalo. "Setelah dapat ilmu laluditerapkan di Papua, dikembangkan di sana. Sehingga kebutuhan di sana bisa tercukupi, tidak perlu harus dikirim dari Jawa lagi," ujarnya. Direktur Utama PT Sinar Pangan Mandiri Katno Hadi mempersilakan peserta pelatihan untuk belajar semua hal tentang seluk beluk peternakan ayam petelur, sebagai bekal untuk mengembangkan usaha di Papua. "Selama ini, kebutuhan produk hasil ternak unggas, termasuk telur di Papua, dikirim dari Jawa. Jika peserta pelatihan bisa berhasil mengembangkan usaha di sana, nanti kebutuhan di Papua bisa dicukupi. Kami berharap, sepulangnya ke Papua nanti, ilmu yang diperoleh di sini bisa diterapkan dan dibagikan kepada masyarakat di sana," katanya. Beti Dela Elisabeth Borotian, salah satu peserta pelatihan mengaku seluruh peserta yang diikutkan belum pernah belajar tentang peternakan unggas. "Kami semua pemula. Harapannya, setelah menimba materi di sini, bisa kami terapkan nanti setelah pulang ke Papua. Disebarkan kepada masyarakat di sana," ujarnya. Menurutnya, jumlah peternakan unggas di Papua tidak banyak. Sementara permintaan pasar cukup tinggi. "Diharapkan, dari belajar di sini, nanti bisa mengembangkan usaha ternak di sana, untuk mencukupi kebutuhan masyarakat," urainya. (Bhk)