Kisah Bahlil Sempat Ingin Mundur dari Menteri Investasi, Tak Jadi karena Dukungan Seniornya

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 29 Januari 2022 14:23 WIB
Jakarta, Monitorindonesia.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia hadir dalam diskusi Forum Pemimpin Inspiratif secara virtual Jumat (28/1/2022). Acara tersebut digelar PP GMKI dan Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI). Menteri Bahlil yang merupakan aktivis sejak duduk di bangku kuliah menyampaikan pentingnya untuk aktif dalam berorganisasi, khususnya organisasi Kelompok Cipayung. Seorang peserta diskusi menanyakan bagaimana perasaan Bahlil ketika diberikan kepercayaan sebagai Kepala BKPM dan kemudian Menteri Investasi oleh Presiden Jokowi. Bahlil menjawab bahwa sebenarnya dirinya tidak pernah bermimpi menjadi seorang pejabat negara, apalagi Menteri. "Saya saat itu menyadari, saya tidak cocok menjadi seorang Kepala BKPM yang biasanya memiliki pengalaman luar negeri dan kemampuan berbahasa asing. Namun, teman-teman dan Senior seperti Bang Maruarar Sirait (Ara) terus mendorong saya untuk mengambil tanggung jawab ini, dan akhirnya saya menjalaninya dengan sebaik mungkin hingga saat ini," jelasnya. Bahlil juga menyampaikan pesan agar mendengarkan apa yang menjadi nasihat dan arahan dari para senior. Tentunya dalam konteks kebaikan. "Bang Maruarar Sirait yang selalu mengasistensi saya, mengarahkan saya, membimbing saya. Sebagai seorang adik tahu diri, sehingga taat kepada senior. Saya bisa begini karena loyal dan menghargai senior," tambahnya. Bahlil mengaku mulai menjadi seorang aktivis ketika duduk di bangku kuliah. Dia aktif dalam berorganisasi yakni Kampus Cipayung adalah kampus kedua terbaik. "Saya di Jayapura sangat bersahabat dengan teman-teman dan senior dari GMKI. Melalui organisasi, saya bisa menjadi seperti sekarang ini," kata Bahlil. Bahkan, Bahlil menyampaikan, sewaktu menjadi aktivis, Bahlil pernah menjadi Sekretaris dan Ketua Senat. "Setialah dalam berorganisasi dan jangan merasa rendah diri," tegasnya. Bahlil merupakan salah satu Menteri dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju yang berlatar belakang pengusaha. Bakat dagangnya sudah terlihat sejak kecil. Bahlil menceritakan, saat masih duduk di bangku SD, dia sudah membantu ibunya berjualan kue. Saat beranjak remaja, berbagai pekerjaan serabutan dilakoni pria berdarah Maluku itu, mulai dari berjualan ikan di pasar hingga menjadi kondektur dan sopir angkot. "Bagi saya menjadi pengusaha adalah jalan keluar. Saya sempat bekerja selama satu tahun pada salah satu perusahaan di Papua. Namun saya memutuskan untuk berkembang meski sudah dapat gaji besar dan segudang fasilitas. Kemudian, saya mendirikan perusahaan sendiri. Hingga dipercaya menjadi seorang Ketua Umum HIPMI Periode 2015–2019," katanya. Sementara senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Maruarar Sirait mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bahlil dalam diskusi yang digelar anak-anak muda Indonesia itu. Dia juga mengapresiasi semangat para kader GMKI dan GAMKI. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Bahlil yang di tengah kesibukannya, saya tahu persis sebentar lagi juga diundang Presiden untuk ke Istana. Tapi beliau masih menyempatkan waktu buat kita. Saya ingat betul bagaimana perjuangan beliau ini dari keluarga yang sangat sederhana. Hingga menjadi seorang menteri yang berprestasi," kata Maruarar Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom, mengapresi atas kehadiran Bahlil Lahadalia dalam kegiatan yang bertopik "Dari Aktivis, Pengusaha, Menjadi Menteri Berprestasi". "Bang Bahlil pastinya sangat sibuk. Namun beliau tetap mengupayakan hadir, karena beliau pernah merasakan bagaimana kehidupan dunia aktivis, sebagai kader dari HMI dan Kelompok Cipayung," kata Jefri.[Lin]