Rupiah Melemah Nyaris Sentuh Rp16 Ribu per Dolar, Komisi XI DPR Panggil Gubernur Bank Indonesia

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Oktober 2023 10:18 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah
Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah

Jakarta, MI - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI,  Ahmad Najib Qodratullah mengungkapkan bawah pihaknya akan memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo beserta jajarannya untuk membahas terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

"Saya hanya ingin memastikan bahwa kinerja Bank Indonesia (BI) maksimal, dalam hal ini lepas reses kita akan lakukan rapat dengan Bank Indonesia," kata Najib sapaan akrabnya saat berbincang dengan Monitorindonesia.com, Selasa (24/10) pagi.

Najib begitu ia disapa mengatakan bahwa, di tengah situasi politik yang sedang menghangat ini, isu-isu ekonomi menjadi sangat sensitif. Maka dari itu Bank Indonesia perlu terus berupaya secara maksimal menahan laju kenaikan dolar AS terhadap rupiah.

"Entah atas dasar pengaruh dari luar ataupun dari dalam, pastikan seluruh komponen bekerja sama termasuk diantaranya adalah perbankan," jelas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Urusan ekonomi, tegas Najib, jangan dikompor-kompori karena mudah sekali terpengaruh isu, terlebih dimanfaatkan di tengah situasi politik seperti sekarang. "Ingat yang akan menanggung semua ini pada akhirnya rakyat," tegas Najib.

Di sisi lain, Najib melihat kebutuhan dollar menjelang di akhir tahun karena memang kebutuhan rutinitas ini kan biasanya memang meningkat juga. "Tetapi tentu  Bank Indonesi perlu menjukkan kinerjanya yang baik lagi. Tidak hanya kemudian melakukan kebijakan yang bersifat konfensional. Ketika dolar meningkat, menaikan suku bunga, itukan cara-cara konfensional," jelas Najib.

Kemudian, ungkap Najib, perlu juga langkah-langkah kebijakan lain dalam rangka menarik kenaikan dolar ini. Misalnya penetapan dolar sebagai alat pembayaran. "Pastikan hutang-hutang swasta ini sudah melalui proses engine yang ketat juga," katanya.

Di sisi lain juga, lanjut Najib, tentunya juga pengaruh politik yang sedang memanas, mungkin juga turut mempengaruhi. "Kemarin juga ada pasar modal anjlok gitu ya, apakah itu juga secara langsung berdampak dari kegiatan politik akhir-akhir ini. Namun saya belum dapat informasi lebih jelas mengenai pasar modal itu," katanya.

"Tapi yang jelas Bank Indonesia perlu terus meningkatkan kinerjanya dalam menahan laju kenaikan dolar. Soal kinerja Gubernur Bank Indonesia ini akan kami bahsa di rapat nanti, setelah reses ya," tutup Najib.

Diketahui, nilai tukar rupiah terus melemah belakangan ini mendekati level Rp16.000. Pada perdagangan awal pekan ini, rupiah ditutup di level Rp15.933 per dolar AS.

Mata uang Garuda melemah 61 poin atau minus 0,38 persen dari perdagangan sebelumnya. Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.943 per dolar AS pada perdagangan saat ini. (Wan)