Jusuf Kalla Sebut Industri Hilirisasi Sangat Berbahaya, Kenapa?

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 7 Februari 2024 15:08 WIB
Ilustrasi -  Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK. (Foto: instragram @jusufkalla)
Ilustrasi - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK. (Foto: instragram @jusufkalla)

Jakarta, MI - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengatakan praktik hilirisasi yang dilakukan Presiden Jokowi saat ini sangat berbahaya, pasalnya hilirisasi yang kini dilakukan di Indonesia bahkan tidak berbeda dengan zaman kolonialisme ketika perdagangan dikuasai oleh VOC, karena hanya menguntungkan pihak asing dan malah memiskinkan rakyat.

"Tapi dengan praktiknya ini sangat berbahaya untuk negeri ini, kalau sekarang praktiknya ya. Bisa mengembalikan negeri ini ke zaman VOC," ungkapnya saat di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Rabu (7/2).

JK menilai, hal tersebut hanya menguntungkan orang asing yang menggali kekayaan di Indonesia namun dengan bayaran buruh yang murah.

"Orang asing menggali kekayaan dengan buruh yang murah, semua keuntungannya lari ke luar tidak ke dalam, memiskin rakyat," ucap JK yang sudah menyatakan dukungan kepada paslon 01 Anies-Cak Imin ini.

JK juga menyoroti soal cadangan nikel Indonesia yang akan habis dalam kurun waktu 15 tahun mendatang karena terus-menerus dikeruk, sehingga mengancam keberlangsungannya.

"Lah dihabiskan, bagaimana masa depan bagaimana generasi Anda, itu betul-betul sistemnya sangat merugikan," tegas dia.

Selain itu, JK menyebutkan penerimaan negara melalui pajak penghasilan (PPh) hanya 1,5 persen dari nilai ekspor. Hal ini, menurut dia, yang membuktikan bahwa hilirisasi ini malah memperkaya negara lain dan memiskinkan rakyat Indonesia.

"Ternyata di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dari tahun ke tahun makin miskin rakyatnya. Lihat data statistik resminya, bukan tambah kaya tapi tambah miskin, negara ini hanya dapat dikit semuanya lari China, persis zaman VOC," paparnya.