SIG Catat Volume Penjualan Mencapai 9,18 Ton pada Kuartal I 2024

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 2 Mei 2024 11:50 WIB
Pabrik Semen Gresik Plant IV di Tuban, Jatim (Foto: ANTARA)
Pabrik Semen Gresik Plant IV di Tuban, Jatim (Foto: ANTARA)

Jakarta, MI - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG menyebutkan volume penjualan semen mencapai sebanyak 9,18 juta ton pada kuartal I 2024.

Adapun kinerja keuangan lainnya mencakup pendapatan tercatat sebesar Rp8,38 triliun, beban pokok pendapatan Rp6,17 triliun, EBTIDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization) Rp1,73 triliun, serta laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp472 miliar.

"Industri semen domestik mengalami kontraksi pada kuartal I tahun 2024 terutama segmen semen kantong (ritel) yang berkontribusi sekitar 70 persen dari total pendapatan SIG," kata Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/5/2024). 

"Kondisi ini berdampak pada penurunan volume penjualan dan pendapatan SIG. Di sisi lain, SIG berhasil meningkatkan volume penjualan pada segmen curah (proyek dan business to business) dan ekspor," sambungnya. 

Lebih lanjut, SIG disebut mampu menjaga profitabilitas melalui berbagai program pengelolaan biaya dan operational excellence, sehingga beban pokok pendapatan tercatat turun 4,9 persen year on year (yoy) dan beban usaha tercatat 4,3 persen lebih rendah dari tahun lalu.

Di samping inisiatif efisiensi biaya, SIG juga berfokus pada pengelolaan arus kas, sehingga kondisi likuiditas dan solvabilitas dapat terjaga.

"Upaya-upaya tersebut mendukung kemampuan SIG untuk dapat meminimalkan dampak kontraksi permintaan semen, sehingga SIG dapat mempertahankan margin EBITDA sebesar 20,7 persen dan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp472 miliar pada kuartal I tahun 2024," ujarnya.

Ke depan, SIG optimis industri semen domestik masih memiliki prospek yang baik berkat didorong permintaan semen untuk pengembangan properti dan perumahan menyusul backlog pembangunan perumahan nasional yang mencapai 12,75 juta unit.

Selain itu, juga masifnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang akan membantu utilisasi kapasitas industri semen domestik.