Rupiah di Ujung Tanduk? Ini Strategi Pemerintah dan BI

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 21 Desember 2024 08:04 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Dok MI)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berupaya untuk mencegah pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut. Saat ini, nilai tukar rupiah telah menembus angka Rp16.000 per dolar Amerika Serikat, memicu perhatian serius dari berbagai pihak.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa upaya langsung untuk menjaga stabilitas kurs rupiah menjadi tanggung jawab BI. Namun, pemerintah tetap mendukung dengan langkah-langkah tidak langsung.

"Pemerintah dorong ekspor yang menghasilkan devisa. Kemudian dorong investasi untuk substitusi impor. Jadi impornya yang berbasis dolar kita tekan rendah, ekspornya kita tingkatkan sehingga nilai rupiah kita lebih solid," kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).

Untuk memaksimalkan devisa tersebut, pemerintah juga ingin merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2023 yang mengatur soal devisa hasil ekspor sumber daya manusia (DHE SDA). 

Airlangga menjelaskan, bahwa pemerintah berencana memperpanjang durasi penempatan DHE SDA di dalam negeri. Dengan langkah ini, diharapkan cadangan devisa Indonesia semakin bertambah, memberikan dampak positif terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

Menurut aturan sekarang, DHE SDA 'hanya' wajib ditempatkan di dalam negeri paling singkat tiga bulan dengan minimal 30% dari total nilai ekspor. 

DHE SDA saat ini hanya wajib ditempatkan di dalam negeri selama tiga bulan dengan minimal 30% dari total nilai ekspor. Kami ingin aturan ini diperkuat agar manfaatnya lebih maksimal," ujar Airlangga usai rapat koordinasi di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Oleh sebab itu, Airlangga menggelar rapat bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajaran, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza dan jajaran, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Lana Saria dan jajaran di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Jumat (20/12/2024) sore. 

Namun, Airlangga belum bisa mengumumkan detail perubahan aturan tersebut. Airlangga meminta setiap pihak bersabar karena PP, Peraturan Menteri Keuangan (PMK), Peraturan Bank Indonesia (PBI), dan Peraturan OJK terbaru ihwal DHE SDA sedang disusun. 

"Mungkin sekitar sebulan dari sekarang [akan terbit]," ucap Airlangga. Sementara itu, BI menyatakan akan terus melaksanakan intervensi pasar terutama usai kurs rupiah terus tersungkur. 

Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Fitra Jusdiman mengatakan pihaknya terus memantau nilai tukar rupiah secara khusus dan mata uang negara lain secara umum. 

Ia menambahkan, BI juga tidak pasif memantau pasar keuangan global. Oleh sebab itu, Fitra menyatakan BI selalu melakukan upaya stabilisasi secara terukur dan terus-menerus. 

"Antara lain melalui intervensi di spot, DNDF, dan pembelian SBN [Surat Berharga Negara] di pasar sekunder," ungkapnya, Kamis (19/12/2024). 

Sebagai informasi, belakangan kurs rupiah semakin anjlok. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (19/12/2024) mata uang rupiah ditutup melemah 215 poin ke level Rp16.312 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat melemah 220 poin ke level Rp16.097. 

Rupiah ditutup menguat 0,56% atau 91 poin ke level Rp16.221,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,16%.

Topik:

bank-indonesia rupiah bi ekonomi-indonesia airlangga-hartarto pemerintah