Transaksi Digital Melesat, Uang Kertas Mulai Tergeser


Jakarta, MI - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa kemajuan dalam layanan transaksi digital, seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan BI-FAST, semakin mengurangi ketergantungan terhadap uang kartal dalam transaksi ekonomi Indonesia.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, M. Anwar Bashori, mengungkapkan bahwa saat ini porsi uang kartal dalam total uang beredar di Indonesia hanya mencapai 19-20% dari Rp5.146 triliun uang beredar sempit (M1).
Sementara, sisanya terdiri dari uang giral seperti giro, tabungan yang dapat ditarik kapan saja, dan layanan pembayaran digital seperti QRIS yang terus berkembang.
Lebih lanjut, uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat sebesar Rp9.239,9 triliun pada Februari 2025. Angka ini tumbuh sebesar 5,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,5% (yoy).
"Sekarang justru porsi uang kartal hanya sekitar 19-20% untuk transaksi ekonomi kita. Salah satunya [karena QRIS]. Menurut saya, tidak mungkin kalau saat ini pergi ke luar kota, tetapi di dompet masih banyak uang kartal," ungkap Anwar kepada media, dikutip Jumat (4/4/2025).
BI mencatat volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh tinggi sebesar 163,32% (yoy) pada Februari 2025. Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 330,08 juta transaksi atau tumbuh 75,82% (yoy) dengan nilai mencapai Rp858,27 triliun pada Februari 2025.
Meskipun porsi uang kartal mengalami penurunan, Anwar menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa langsung diartikan sebagai tanda melemahnya aktivitas ekonomi. Ia justru menyoroti bahwa produk domestik bruto (PDB) pada periode Ramadan dan Idulfitri cenderung menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan kuartal lainnya.
Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,11% pada kuartal I-2024 saat periode Ramadan dan Idulfitri. Angkanya turun menjadi 5,05% pada kuartal II-2024; 4,95% pada kuartal III-2024 dan 5,02% pada kuartal IV-2024.
Di sisi lain, meskipun jumlah pemudik tahun ini diperkirakan menurun menjadi 146,48 juta orang, Bank Indonesia tetap optimistis bahwa masyarakat akan tetap melakukan konsumsi di daerah masing-masing.
Topik:
qris bank-indonesia uang-kartal