Khofifah Ogah Gubris Desakan Pergantian Direksi & Komisaris Bank Jatim di Tengah Kasus Kredit Fiktif Rp 569,4 Miliar


Jakarta, MI - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, ogah gubris desakan seluruh direksi dan komisaris Bank Jatim diganti buntut daripada kasus dugaan pembobolan Bank Jatim lewat kredit fiktif Rp 569,4 miliar di cabang Jakarta.
Begitu dikonfirmasi atau dimintai komentar Monitorindonesia.com, pada Sabtu 12 April 2025 lalu, Khofifah hingga saat ini masih bungkam. Begitu juga dengan pihak Bank Jatim enggan berkomentar.
Padahal, Ketua Komisi C DPRD Jatim, Adam Rusydi sebelumnya telah menegaskan hal itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik karena Bank Jatim merupakan perusahaan terbuka. Karena yang dibobol lewat kredit fiktif angkanya cukup besar mencapai Rp 569,4 miliar, sehingga harus menjadi evaluasi yang besar pula terhadap Bank Jatim.
“Kalau kami dari Komisi C tidak tegas berkaitan dengan sikap ini, khawatirnya ke depan akan menjadi template yang berulang-ulang. Komisaris dan direksi ya harus bertanggung jawab, karena ini bukan angka yang kecil. Ini angka yang besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kita pernah mengalami permasalahan serupa seperti ini,” katanya pekan lalu.
Selanjutnya pihaknya akan melakukan komunikasi terkait sikap Komisi C terhadap Gubernur Jatim, jika surat rekomendasi tidak direspons sama sekali.
“Pasti kami akan ada sikap. Jadi, ini adalah Komisi C yang terdiri dari lintas berbagai macam fraksi. Kami akan rapatkan internal terdahulu agar menjadi kesepakatan bersama, karena Komisi C ini adalah lembaga yang nanti akan menjadi keputusan bersama,” jelasnya.
Menurutnya, sikap Komisi C sudah sangat tegas dengan mengeluarkan rekomendasi, termasuk agar mengganti seluruh direksi dan komisaris.
Adapun Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Jatim akan dilakukan pada Mei 2025 mendatang. "Kalau RUPS-nya kami mendapatkan info katanya Mei 2025. Harapan kami April ini agar ada RUPS-LB, jadi target kami April ini gubernur bisa merespons rekomendasi Komisi C,” kata Adam.
“Tentu ketika April belum ada respons dari Ibu Gubernur untuk melaksanakan RUPS-LB, Komisi C pasti akan bersikap kembali. Nanti kami akan rapatkan kembali, bagaimana permasalahan berkaitan dengan Bank Jatim ini,” tambahnya.
Catatan Monitorindonesia.com, bahwa saat ini, ada tujuh orang yang menduduki jajaran direksi Bank Jatim hasil RUPSLB 2024.
1. Busrul Iman - Direktur Utama
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 22 Maret 2024 untuk periodik 2023, memiliki total harta kekayaan Rp 16,9 miliar (16.994.292.919), naik dari tahun sebelum Rp 13.657.783.183.
Harta Busrul terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Tangerang Selatan, Malang, dan Surabaya total senilai Rp 8.781.963.750 hasil sendiri.
Lalu 3 alat transportasi dan mesin total senilai Rp 653.000.000, harta bergerak lainnya Rp 10.000.000, surat berharga Rp 2.025.070.000, kas dan setara kas Rp 5.379.259.169, serta harta lainnya Rp 145.000.000.
2. Umi Rodiyah - Direktur Kepatuhan
Umi Rodiyah mengantongi harta kekayaan paling sedikit Rp 845.558.852 setelah dipotong utang Rp 1.571.594.107 yang dilaporkan pada 5 Maret 2024 untuk jenis laporan awal menjabat.
Umi hanya memiliki sebidang tanah dan bangunan seluas 112 m2/40 m2 di Probolinggo hasil hibah tanpa akta senilai Rp 660.000.000.
Selain itu, memiliki 2 alat transportasi dan mesin senilai Rp 523.000.000, harta bergerak lainnya Rp 75.000.000, surat berharga Rp 141.562.500, kas dan setara kas Rp 88.030.153, harta lainnya Rp 929.560.306.
3. Edi Masrianto - Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services
Edi Masrianto memiliki total harta kekayaan Rp 15 miliar (15.066.559.799). Terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Depok, Tangerang, Malang, Sleman, Surabaya, Jember, dan Jakarta Selatan hasil sendiri total senilai Rp 9.446.118.000.
Lalu 5 alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.771.000.000, harta bergerak lainnya Rp 27.600.000, surat berharga Rp 1.009.516.500, kas dan setara kas Rp 1.790.910.930, harta lainnya Rp 1.361.936.066, serta utang Rp 340.521.697.
4. R Arief Wicaksono - Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah
R Arief Wicaksono memiliki harta Rp 7,9 miliar (7.999.480.866) setelah dipotong utang Rp 2.852.465.134.
Harta Arief terdiri dari 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Sidoarjo, Banyuwangi, dan Jombang total senilai Rp 5.873.000.000. Hanya satu yang hasil warisan yakni tanah dan bangunan seluas 59 m2/120 m2 di Sidoarjo, sisanya hasil sendiri.
Arief juga memiliki 9 alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.879.000.000. Sisanya berupa harta bergerak lainnya Rp 294.000.000, surat berharga Rp 455.125.000, kas dan setara kas Rp 2.197.615.000, serta harta lainnya Rp 153.206.000.
5. Eko Susetyono - Direktur Manajemen Risiko
Eko Susetyono memiliki total harta kekayaan Rp 17,7 miliar (17.749.690.020) setelah dipotong utang Rp 999.394.971.
Terdiri dari 11 bidang tanah dan bangunan dengan yang tersebar di Depok, Kulon Progo, Jakarta selatan, dan Jakarta Timur senilai Rp 11.500.000.000. Kecuali tanah seluas 639 m2 di Kolon Progo yang didapat dari warisan senilai Rp 60.000.000, semaunya hasil sendiri.
Arief juga memiliki alat transportasi dan mesin total senilai Rp 1.438.150.000. Lalu harta bergerak lainnya Rp 813.867.812, surat berharga Rp 219.742.882, kas dan setara kas Rp 4.689.772.297, serta harta lainnya Rp 87.552.000.
6. Zulhelfi Abidin - Direktur IT & Digital
Zulhelfi Abidin memiliki total harta kekayaan Rp 122 miliar (122.015.713.240) sekaligus tercatat paling tajir di jajaran direksi, bahkan mengalahkan direktur utama.
Dari mana sumbernya? Harta Zulhelfi terdiri dari 11 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta selatan, Depok, dan Bukittinggi hasil sendiri total senilai Rp 24.514.000.000.
Dia juga memiliki 4 alat transportasi dan mesin senilai Rp 2.921.250.000. Paling mahal mobil Toyota Camry Hybrid tahun 2023 hasil sendiri Rp 886.250.000. Sisanya berasal dari surat berharga Rp 82.152.020.141, kas dan setara kas Rp 1.754.742.752, serta harta lainnya Rp 10.673.700.347.
7. Arif Suhirman - Direktur Operasi
Arif Suhirman memiliki total harta kekayaan Rp 16.948.835.132. Terdiri dari 7 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor, Kediri, Bandung, dan Banjarbaru.
Ada dua yang bukan hasil sendiri, yakni tanah seluas 421 m2 di Kediri hasil hibah tanpa akta senilai Rp 845.985.000 serta tanah dan bangunan seluas 142 m2/60 m2 di Bogor hibah tanpa akta Rp 367.500.000.
Sisanya berupa 4 alat transportasi dan mesin Rp 1.950.000.000, harta bergerak lainnya Rp 667.900.000, surat berharga Rp 7.013.420.900, serta kas dan setara kas Rp 2.948.779.232. (wan)
Topik:
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Bank Jatim Kredit Fiktif DPRD Jawa TimurBerita Selanjutnya
Koperasi Desa Merah Putih: Jual LPG, Sembako hingga Buka Klinik
Berita Terkait

Petinggi Bank Jatim Tajir Melintir Kala Kejati DKI Usut Kredit Fiktif, DPRD Minta Khofifah Ganti Semua!
12 April 2025 14:05 WIB

Gegara Dimintai Keterangan Kejagung, Direktur Bank Jatim Dipanggil OJK
13 Maret 2025 09:13 WIB

Dua Gubernur Wanita, Satu Tujuan: meningkatkan Ekspor dan Investasi
12 Maret 2025 22:36 WIB

Kejagung Periksa Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah terkait Korupsi Jiwasraya Rp 16,8 T
5 Maret 2025 07:47 WIB