Harga Minyak Anjlok Lagi, Sentimen Kesepakatan Nuklir AS-Iran jadi Faktor Utama


Jakarta, MI - Harga minyak mentah global kembali tertekan dan mencatat penurunan selama dua hari berturut-turut.
Penurunan ini terjadi seiring dengan semakin dekatnya Amerika Serikat (AS) dan Iran menuju kesepakatan nuklir baru, yang berpotensi membuka keran ekspor minyak Iran ke pasar global.
Pada penutupan perdagangan Kamis (15/5/2025), kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 2,4 persen ke level USD61,62 per barel. Sementara itu, Brent juga turun 2,4 persen ke USD64,53 per barel.
Laporan Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan permintaan minyak melambat sementara pasokan meningkat.
Penurunan tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan dengan Iran untuk membatasi ambisi nuklir negara tersebut hampir tercapai.
Seorang pejabat Iran menyampaikan kepada NBC News, kesepakatan itu akan mencakup pencabutan sanksi, termasuk terhadap ekspor minyak Iran.
Pasokan tambahan dari Iran berpotensi menambah pasokan OPEC+, yang bersiap menambah kuota produksi sebesar 411.000 barel per hari sebagai bagian dari pemulihan 2,2 juta barel per hari dari pemangkasan sebelumnya.
“Harga minyak mentah turun dua hari berturut-turut karena euforia jeda tarif mulai mereda, menyusul sinyal Iran yang bersedia menyepakati perjanjian nuklir demi pencabutan sanksi. Hal ini bisa menambah suplai OPEC+ dalam beberapa bulan ke depan,” tutur Saxo Bank, dikutip MT Newswires.
Pasokan minyak yang bertambah ini terjadi di tengah permintaan yang mulai menunjukkan pelemahan, dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat ketegangan perdagangan yang dipicu oleh AS
Dalam laporan bulanan terbarunya, IEA memproyeksikan bahwa pertumbuhan permintaan minyak pada kuartal I sebesar 0,99 juta barel per hari akan melambat menjadi 0,65 juta barel per hari untuk sisa tahun ini.
Di sisi lain, perkiraan kenaikan pasokan minyak tahun ini juga mengalami revisi naik, dari 1,2 juta barel per hari pada bulan April menjadi 1,6 juta barel per hari.
“Dengan laju pertumbuhan pasokan global yang diperkirakan jauh melampaui permintaan, persediaan minyak dunia diperkirakan meningkat rata-rata 720 ribu barel per hari tahun ini dan 930 ribu barel per hari tahun depan, dibandingkan penurunan 140 ribu barel per hari pada 2024,” jelas IEA.
“Ini menandai potensi rebalancing lebih lanjut dalam fundamental pasokan dan permintaan,” kata mereka.
Analis Citi meningkatkan perkiraan harga Brent untuk jangka pendek (0-3 bulan) menjadi USD60 per barel menyusul pemangkasan tarif AS-China awal pekan ini. Namun, mereka tetap mempertahankan proyeksi harga rata-rata kuartal II dan III di level USD62 dan USD63 per barel.
“Akan tetapi, jika pembicaraan gagal dan situasi memburuk, harga minyak bisa melonjak ke atas USD70,” ujar mereka seperti dikutip Dow Jones Newswires.
Topik:
minyak minyak-mentah harga-minyak