Sri Mulyani Akui Ekonomi RI Belum Cukup Kuat Pengaruhi Dunia

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 19 Juni 2025 12:25 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram)

Jakarta, MI - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki wilayah geografis luas dan jumlah penduduk besar, ukuran ekonominya masih tergolong kecil jika dibandingkan negara-negara anggota G20.

"Consider size-nya (PDB) Indonesia US$1,5 triliun. Itu relatively small," ujar Sri Mulyani dalam CNBC Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).

Ia menyebutkan bahwa secara peringkat, Indonesia memang masuk dalam kelompok elite G20. Namun secara ukuran ekonomi, Indonesia belum cukup besar untuk memiliki pengaruh signifikan terhadap arah perekonomian global.

"Kalau dibandingkan banyak negara dunia, kita itu masuk dalam G20, tapi size kita tidak besar enough untuk masuk dalam size yang bisa mempengaruhi ekonomi dunia," jelasnya.

Karena posisinya sebagai ekonomi yang relatif kecil, Indonesia masih sangat rentan terhadap guncangan eksternal, seperti dampak dari perang dagang yang kembali mencuat di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump. 

Sri mulyani mengatakan, sudah ada rencana diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Namun, ia menegaskan global masih belum tahu hasil diskusi kedua pimpinan negara tersebut.

Pada akhirnya, lanjut Sri mulyani, ketidakpastian dari perang dagang terseut tak terhindarkan. Menurutnya, setidaknya ada 2 ketidakpastian yang akan menyeret Indonesia.

Pertama, terkait mekanisme diskusi AS dan China. Sedangkan yang kedua adalah ketidakpastian dari poin-poin kesepakatan Trump dan Xi Jinping nantinya.

"Maka, kita akan terseret dengan ketidakpastian dari the two largest economy in the world ... Kita akan terus terpengaruh oleh environment yang tidak pasti, yang sifatnya adalah relatively bukan jangka pendek karena ini adalah seismic change," ungkapnya.

"Kita harus siap. As an open economy, kita terpengaruh ... Unfortunately, (kondisi sekarang) ini tidak stabil dan tidak certain. Makanya, ekonomi dunia pasti melemah. That is why mau OECD, IMF, World Bank mereka merevisi projection economy this year (2025)," terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi global kemungkinan baru akan mulai terlihat pada tahun 2026, dengan harapan kondisi dunia sudah lebih stabil.

Sementara itu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ditetapkan sebesar 5,2 persen. Namun, sejumlah lembaga internasional memperkirakan RI tak akan mampu mencapai target itu. Perekonomian Indonesia diprediksi cuma bisa menembus 4,7 persen.

Topik:

ekonomi-indonesia menteri-keuangan g20