Pemerintah akan Ubah Jutaan Hektare Lahan Karet Tak Produktif jadi Kebun Sawit

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 3 Juli 2025 18:29 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Foto: Ist)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pemerintah akan mengonversi jutaan hektare (ha) lahan karet yang tidak produktif menjadi perkebunan kelapa sawit. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat hilirisasi di sektor perkebunan sawit.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa program konversi ini menargetkan 2 juta ha lahan baru untuk sawit, menggantikan lahan karet yang selama ini dinilai tidak lagi optimal secara ekonomi.

Pemerintah juga akan membangun 20 pabrik biodiesel di berbagai wilayah strategis. Langkah ini diharapkan tidak hanya memperluas nilai tambah produk sawit di dalam negeri, tetapi juga menurunkan ketergantungan pada energi fosil impor.

"Sawit bukan hanya tentang CPO. Ini soal masa depan energi kita. Kita ingin membangun biodiesel, potensi kita besar," katanya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (3/7/2025).

Ia turut mendorong agar generasi muda dilibatkan lebih aktif dalam pengembangan sektor perkebunan nasional. Salah satu caranya adalah melalui skema kepemilikan dan pengelolaan lahan hingga maksimal 5 ha per orang yang ditujukan khusus bagi petani milenial.

Di samping itu, dia juga menegaskan pentingnya peran PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai holding BUMN perkebunan dalam menyusun kebutuhan bibit dan pengolahan lahan secara presisi.

Pernyataan itu disampaikan Amran saat menggelar rapat maraton selama dua hari berturut-turut pada akhir pekan lalu. Amran bersama jajaran pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) dan mitra kerja teknis terkait untuk menyusun strategi percepatan swasembada gula nasional dan penguatan hilirisasi komoditas perkebunan.

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat hilirisasi di berbagai sektor strategis, termasuk sektor pertanian, guna meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
 
Mentan menegaskan bahwa program strategis ini harus disusun secara terukur dan berdampak langsung pada peningkatan produksi, hilirisasi, dan kesejahteraan petani. Indikator keberhasilan program ini juga diukur dari penciptaan lapangan kerja melalui penyerapan Hari Orang Kerja (HOK) dalam tiga tahun ke depan.

Dalam rapat tersebut, ia juga menyoroti pentingnya perluasan lahan (ekstensifikasi) dan hilirisasi untuk sejumlah komoditas unggulan, seperti tebu, kelapa sawit, kakao, kopi, kelapa, dan jambu mete. 

Khusus untuk komoditas gula, pemerintah menargetkan pembukaan 500 ribu ha lahan baru, serta pembangunan 10 pabrik gula serta 3 pabrik bioetanol.

Pemerintah menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada tahun 2028 dan berlanjut menuju swasembada total, termasuk untuk industri dan energi pada 2030.

Berdasarkan data dari Kementan, produksi gula nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,75 juta ton, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Mentan juga menargetkan peningkatan produktivitas tebu secara signifikan, dari 4 ton per ha menjadi 14 ton per ha, seperti yang pernah dicapai pada masa keemasan industri gula Indonesia di era 1930-an.

Topik:

lahan-karet kebun-sawit cpo kementan swasembada-energi