Tren Negatif Batu Bara Berlanjut, Harga Sulit Bergerak


Jakarta, MI - Harga batu bara tetap stagnan pada perdagangan kemarin, menegaskan tren negatif yang telah berlangsung beberapa waktu. Pada Senin (25/8/2025), kontrak batu bara ICE Newcastle untuk pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 111,3/ton, sama seperti akhir pekan lalu.
Dalam sebulan terakhir, harga batu bara anjlok 3,64%, sementara sepanjang 2025 tercatat merosot 11,14%. Setelah reli pada Juni-Juli, pelemahan kini terjadi seiring berakhirnya musim panas di belahan bumi utara, yang biasanya mendorong permintaan energi tinggi.
Dalam sebulan mendatang, negara-negara northern hemisphere akan memasuki musim gugur, yang menyebabkan permintaan pendingin ruangan (AC) menurun. Akibatnya, konsumsi listrik juga ikut berkurang.
Dari sisi teknikal harian, harga batu bara masih berada dalam tren bearish, terlihat dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 48.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI batu bara belum jauh dari 50 sehingga boleh dibilang cenderung netral. Sementara indikator Stochastic RSI ada di 19. Sudah di bawah 20 yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Untuk perdagangan hari ini, sepertinya harga batu bara masih sulit untuk bergerak signifikan. Target resisten terdekat adalah US$ 113/ton yang merupakan Moving Average (MA) 20. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga batu bara ke kisaran US$ 115-117/ton.
Target support terdekat berada di US$ 110/ton, yang juga berfungsi sebagai pivot point. Jika level ini ditembus, harga batu bara berpotensi turun lebih jauh hingga US$ 105/ton sebagai skenario terburuk.
Topik:
batu-bara harga-batu-bara