Presiden Armenia Mengundurkan Diri Akibat Recok dengan Perdana Menteri

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Januari 2022 08:12 WIB
Yerevan, Monitorindonesia.com - Presiden Armenia Armen Sarkissian memilih mengundurkan diri dan mengatakan konstitusi negara tidak memberinya kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi peristiwa. Sarkissian berselisih dengan Perdana Menteri Nikol Pashinyan sejak tahun lalu terkait sejumlah masalah, termasuk pemecatan kepala angkatan bersenjata. Peran perdana menteri dipandang lebih kuat daripada presiden. "Saya sudah berpikir lama, saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden Republik setelah bekerja aktif selama sekitar empat tahun," ujar Sarkissian dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs resmi presiden 24 Januari, seperti dikutip Reuters. Sarkissian yang menjabat sejak 2018, berada di pusat krisis politik domestik tahun lalu yang meletus setelah perang antara Armenia dan rival lama Azerbaijan untuk menguasai wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. “Ini bukan keputusan yang didorong secara emosional dan ini berasal dari logika tertentu,” kata Sarkissian seperti dilaporkan Al Jazeera. Pernyataannya tidak merujuk langsung pada peristiwa atau masalah tertentu. "Presiden tidak memiliki alat yang diperlukan untuk memengaruhi proses penting kebijakan luar negeri dan dalam negeri di masa-masa sulit bagi rakyat dan negara," keluhnya. “Saya berharap pada akhirnya perubahan konstitusi dapat dilaksanakan dan presiden dan pemerintahan presiden berikutnya dapat beroperasi dalam lingkungan yang lebih seimbang,” tambahnya. Setelah referendum pada bulan Desember 2015, Armenia menjadi republik parlementer, dan kekuasaan presiden dikurangi secara signifikan – yang berarti bahwa peran perdana menteri dipandang lebih kuat. Armenia menyetujui gencatan senjata dengan Azerbaijan pada November lalu di perbatasan mereka. Sebelumnya, Rusia mendesak mereka untuk mundur dari konfrontasi menyusul bentrokan paling mematikan sejak perang enam minggu pada tahun 2020 ketika Moskwa juga menengahi kesepakatan damai untuk mengakhiri permusuhan. Pada saat itu, Sarkissian mengritik fakta bahwa dia tidak diikutsertakan dalam negosiasi. Perdana Menteri Pashinyan sejak itu berada di bawah tekanan, dengan protes jalanan reguler menuntut dia mundur karena persyaratan perjanjian damai. Di bawah kesepakatan 2020 yang ditengahi oleh Rusia, Azerbaijan mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang telah hilang selama perang di awal 1990-an. Armenia memisahkan diri dari Uni Soviet pada tahun 1991 tetapi tetap bergantung pada Rusia untuk bantuan dan investasi.

Topik:

global armenia