Ini Alasan WHO Anjurkan Penerima Vaksin Sinovac Segera Terima Booster

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 7 Mei 2022 18:16 WIB
Jakarta, MI - Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengimbau kepada penerima vaksin Sinovac untuk segera mendapatkan booster atau dosis ketiga. Anjuran ini dirilis setelah Strategic Advisory Group of Expert (SAGE) mengadakan pertemuan beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut berdasar pada urgensi imunisasi bagi pengguna vaksin dari virus yang dimatikan (inactivated virus) untuk segera mendapatkan vaksin booster. Meski kasus positif dan aktif Covid di Indonesia tengah melandai, perlindungan bagi tubuh dari virus Covid-19 penting dilakukan demi pencegahan di masa mendatang. "Vaksin memberikan tingkat perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, setidaknya selama enam bulan ke depan," kata Ketua SAGE Alejandro Cravioto, mengutip Reuters Sabtu (7/5). Untuk diketahui, vaksin inactivated sendiri menggunakan metode dengan cara mengambil virus SARS-CoV-2, kemudian membunuhnya menggunakan bahan kimia, panas atau radiasi. Ini merupakan salah satu metode paling populer yang dipakai dunia kesehatan untuk membuat vaksin. Adapun dalam rekomendasi tersebut, tidak disebutkan secara rinci nama vaksinnya. Namun demikian terdapat dua jenis vaksin inactivated yang mendapat emergency use listing (EUL) dari WHO, yakni vaksin Sinovac bernama CoronaVac dan vaksin Sinopharm bernama BBIBP-CorV. "Saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang mempunyai masalah pada kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inactivated" ujar Alejandro Cravioto. Dari yang diketahui, inactivated virus dalam vaksin yang digunakan masyarakat dunia dapat ditemukan pada vaksin dengan merek vaksin Sinovac bernama CoronaVac dan vaksin Sinopharm bernama BBIBP-CorV. Anjuran untuk pemanfaatan vaksin booster memang menjadi salah satu fokus WHO dan SAGE, untuk ketahanan dan imunitas masyarakat. "Pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga perlu dilakukan untuk mereka yang mempunyai masalah pada kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inactivated," tambah Alejandro. (La Aswan)

Topik:

WHO