Selandia Baru Tetapkan Harga untuk Domba dan Sapi Demi Mengurangi Gas Rumah Kaca

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 8 Juni 2022 15:10 WIB
Jakarta, MI - Selandia Baru pada Rabu (8/6) merilis rancangan rencana untuk menetapkan harga pada emisi pertanian dalam upaya untuk mengatasi salah satu sumber gas rumah kaca terbesar di negara itu, yaitu domba dan sapi yang bersendawa. Proposal itu akan membuat Selandia Baru, pengekspor pertanian besar, negara pertama yang meminta petani membayar emisi dari peternakan, kata Kementerian Lingkungan Hidup. Selandia Baru, rumah bagi 5 juta orang, memiliki sekitar 10 juta sapi dan 26 juta domba. Hampir setengah dari total emisi gas rumah kacanya berasal dari pertanian, terutama metana, tetapi emisi pertanian sebelumnya telah dibebaskan dari skema perdagangan emisi negara itu, yang menuai kritik atas komitmen pemerintah untuk menghentikan pemanasan global. Di bawah rancangan rencana, yang disusun oleh perwakilan pemerintah dan komunitas pertanian, petani harus membayar emisi gas mereka mulai tahun 2025. Gas pertanian berumur pendek dan panjang akan diberi harga secara terpisah, meskipun satu ukuran untuk menghitung volumenya akan digunakan . "Tidak diragukan lagi bahwa kita perlu mengurangi jumlah metana yang kita masukkan ke atmosfer, dan sistem penetapan harga emisi yang efektif untuk pertanian akan memainkan peran penting dalam bagaimana kita mencapainya," kata Menteri Perubahan Iklim James Shaw seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (8/6). Proposal tersebut mencakup insentif bagi petani yang mengurangi emisi melalui aditif pakan, sementara kehutanan di lahan pertanian dapat digunakan untuk mengimbangi emisi. Pendapatan dari skema tersebut akan diinvestasikan dalam penelitian, pengembangan dan layanan konsultasi bagi petani. "Rekomendasi kami memungkinkan produksi pangan dan serat berkelanjutan untuk generasi mendatang sambil memainkan peran yang adil dalam memenuhi komitmen iklim negara kita," kata Michael Ahie, ketua kemitraan sektor primer, He Waka Eke Noa. Usulan tersebut berpotensi menjadi gangguan regulasi terbesar untuk pertanian sejak penghapusan subsidi pertanian pada 1980-an, kata Susan Kilsby, ekonom pertanian di ANZ Bank. Keputusan akhir tentang skema ini diharapkan pada bulan Desember.

Topik:

Selandia Baru Sapi Domba