Waspadai Pengkhianat, Rusia Sahkan UU Anti Agen Asing

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 8 Juni 2022 16:10 WIB
Jakarta, MI - Majelis rendah parlemen Rusia memberikan persetujuan untuk undang-undang pengetatan keberadaan "agen asing" setelah Presiden Vladimir Putin memperingatkan rakyatnya untuk waspada terhadap para "pengkhianat". Undang-undang pertama Rusia tentang agen asing diadopsi pada tahun 2012. Sejak itu produk legislasi itu telah diperluas untuk mencakup organisasi nirlaba, outlet media, dan warga negara individu termasuk jurnalis dan aktivis. Disahkan kemarin dengan 346 suara berbanding 17 pada pembacaan pertama dari tiga pembacaan, disetujui bahwa setiap orang yang menerima dukungan keuangan atau bentuk lain dari luar negeri dapat dianggap sebagai agen asing. Undang-undang tersebut mencerminkan iklim permusuhan dan ketidakpercayaan terhadap Barat yang telah meningkat sejak negara tersebut menginvasi Ukraina pada 24 Februari, yang menyebabkan Moskow dilanda gelombang sanksi Barat. Dalam pidatonya di Duma Negara, rekan penulis RUU tersebut, Andrei Lugovoy, menuduh berbagai tokoh publik negaranya yang tidak disebutkan namanya telah menerima “pelatihan khusus” di Inggris. Mereka dituduh berusaha menghancurkan Rusia dari dalam. “Tugas apa yang mereka lakukan? Surat-surat apa yang mereka tandatangani? Kita perlu melihat ini secara detail,” kata Lugovoy seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (8/7). RUU itu juga memperkenalkan kategori baru "orang yang berafiliasi dengan agen asing". Lugovoy sebelumnya mengatakan kategori ini dapat mencakup kerabat agen asing atau orang lain yang membantu mereka melakukan kegiatan mereka. Istilah "agen asing", yang mengandung konotasi spionase Perang Dingin, digunakan oleh Rusia sebagai label permusuhan bagi orang dan organisasi yang dianggap terlibat dalam aktivitas politik dengan dukungan asing. Pengetatan undang-undang itu terjadi hampir 15 minggu setelah perang Rusia di Ukraina. Putin mengatakan pada bulan Maret bahwa Barat sedang mencoba menggunakan "pilar kelima" untuk melemahkan negarany dan menyatakan bahwa Rusia "akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat".

Topik:

Rusia Vladimir Putin

Berita Sebelumnya

Selandia Baru Tetapkan Harga untuk Domba dan Sapi Demi Mengurangi Gas Rumah Kaca

Berita Selanjutnya

Gerbong Kereta di Iran Timur Tergelincir Tewaskan 10 Orang dan Belasan Lainnya Luka-luka

Berita Terkait

Nasional
Satria Arta Kumbara (Foto: Tangkapan Layar)

TNI Ungkap Eks Marinir Gabung Tentara Rusia karena Terlilit Pinjol dan Judol

24 Juli 2025 19:21 WIB

Global
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: Ist)

Trump Murka, Rusia Terancam Tarif Impor 100 Persen dari AS

15 Juli 2025 08:07 WIB

Global
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Ist)

Rekaman Terungkap: Trump Sempat Ancam Bombardir Moskow

9 Juli 2025 21:30 WIB

Nasional
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno (Foto: Ist)

Waka MPR Sambut Tawaran Kerjasama Pengembangan Nuklir Indonesia-Rusia: Peluang Strategis

22 Juni 2025 13:38 WIB

Nasional
Anggota Komisi XII DPR Syafruddin (Dok. MI)

DPR Dukung Kemitraan RI-Rusia di Sektor Migas dan Energi Nuklir

20 Juni 2025 14:22 WIB

Nasional
Presiden RI, Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Kemensetneg)

Hasil Pertemuan Prabowo dan Putin: Ini Sederet Kerja Sama RI-Rusia

20 Juni 2025 13:26 WIB