Johnson Mundur, Sunak Hampir Pasti Jadi Perdana Menteri Inggris Pengganti Truss

Jakarta, MI - Rishi Sunak hampir dipastikan menjadi perdana menteri Inggris berikutnya pengganti Liz Truss setelah Boris Johnson menarik diri dari kontestasi politik negara itu dengan alasan Partai Konservatif membutuhkan persatuan. Padahal, mantan perdana menteri itu punya cukup dukungan untuk menjabat kembali. Sebelumnya Johnson bergegas pulang dari liburan di Karibia untuk meraih dukungan dari 100 anggota parlemen guna mengikuti pemungutan suara pada Senin ini untuk menggantikanTruss, wanita yang menggantikannya pada bulan September setelah dia diusir dari kantor karena serangkaian skandal. Johnson mengatakan telah mendapatkan dukungan dari 102 anggota parlemen, tetapi dia gagal membujuk Sunak, atau pesaing lainnya Penny Mordaunt untuk bersatu "demi kepentingan nasional". "Oleh karena itu saya khawatir dan hal terbaik adalah saya mundur dari pencalonan saya dan memberikan dukungan saya kepada siapa pun yang berhasil," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (24/10). "Saya yakin saya memiliki banyak hal untuk ditawarkan tetapi saya khawatir ini bukan waktu yang tepat," katanya. Pernyataan Johnson akan membuka jalan bagi saingan beratnya, Sunak, untuk menjadi perdana menteri pengganti Liz Truss. Trus terpaksa mengundurkan diri setelah dia meluncurkan program ekonomi yang memicu gejolak di pasar keuangan. Menurut aturan, jika hanya satu kandidat yang mendapat dukungan dari 100 anggota parlemen Konservatif maka dia akan diangkat menjadi perdana menteri pada Senin ini waktu setempat. Sedangkan jika dua kandidat melewati ambang batas maka mereka akan maju ke pemungutan suara keanggotaan partai. Pemenangnya diumumkan pada hari Jumat atau beberapa hari sebelum menteri keuangan baru Jeremy Hunt mengungkapkan keadaan keuangan negara pada 31 Oktober. Ada kekhawatiran Johnson akan kembali ke Downing Street dengan dukungan anggota partai, tapi bukan mayoritas anggota parlemen. BBC mendapatkan informasi Sunak mendapat dukungan dari hampir 150 anggota parlemen sejauh ini.