Krimea Diserang, Pentagon Diminta Pertimbangkan Permintaan Ukraina untuk Pasokan Drone Gray Eagle

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 23 November 2022 05:42 WIB
Jakarta, MI - Sekelompok anggota lintas partai yang terdiri dari 16 senator AS meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mempertimbangkan kembali permintaan Ukraina untuk mendapatkan pasokan drone Grey Eagle yang mematikan untuk melawan Rusia. Pemerintahan Biden sejauh ini menolak permintaan untuk drone Grey Eagle, yang memiliki ketinggian terbang operasional 29.000 kaki dan dapat terbang selama lebih dari 24 jam. Para pejabat pertahanan AS khawatir karena drone canggih itu dapat ditembak jatuh dan akan meningkatkan konflik. Setelah Rusia semakin beralih ke drone Kamikaze dan menyerang infrastruktur sipil, Ukraina sangat berharap AS untuk memasoknya dengan drone yang kuat yang dapat membantu mereka mendapatkan keuntungan dalam konflik. Dalam surat mereka, para senator telah memberikan Menteri Pertahanan Lloyd Austin waktu hingga 30 November untuk menjelaskan mengapa Pentagon yakin drone itu tidak sesuai untuk pertempuran di Ukraina sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Rabu (23/11). Sementara itu, Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia di ukraina menjadi sasaran serangan drone kemarin, menurut pihak berwenang yang dipasang oleh pihak Kremlin. Disebutkan bahwa bahwa pasukan Moskow "telah siaga". Serangan itu terjadi saat Ukraina mengklaim kemenangan teritorial lainnya dan hanya beberapa hari setelah Moskow mengatakan sedang memperkuat posisinya di Semenanjung Krimea. "Ada serangan dengan drone," kata gubernur wilayah administrasi Sevastopol di Krimea, Mikhail Razvozhayev melalui Telegram. Pasukan pertahanan udara kami sedang bekerja sekarang, katanya. Razvozhayev mengatakan dua drone tersebut telah ditembak jatuh, tidak ada infrastruktur sipil yang rusak dan meminta warga untuk "tetap tenang". Moskow mencaplok Krimea pada 2014 setelah demonstrasi pro-demokrasi nasional yang menyebabkan penggulingan presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin saat itu. Rusia kemudian menggunakan semenanjung itu, yang menampung beberapa pangkalan militer penting Rusia, sebagai landasan peluncuran untuk invasi Februari ke Ukraina. Akan tetapi tetapi dalam beberapa bulan terakhir pasukan Ukraina telah mencatat kemajua melalui serangan balasan di selatan menuju Krimea dan awal bulan ini merebut kembali Kherson. Kherson merupakan ibu kota wilayah yang berbatasan dengan semenanjung yang dianeksasi tersebut. Beberapa ledakan terjadi di dekat instalasi militer Rusia di Krimea sejak Februari, termasuk serangan pesawat tak berawak terkoordinasi di pelabuhan utama angkatan laut Rusia di Sevastopol pada bulan Oktober.