Warga Kian Frustrasi, COVID-19 Kembali Mengganas di China

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 25 November 2022 18:20 WIB
Jakarta, MI - Frustrasi meningkat di kalangan penduduk China dan sektor usaha menjalani pembatasan akibat kontrol COVID-19 yang lebih ketat setelah negara tersebut melaporkan infeksi harian tertinggi lainnya beberapa minggu setelah harapan muncul akan meredanya wabah tersebut. Kebangkitan kasus COVID-19 di China, dengan 32.695 infeksi lokal baru tercatat pada hari Kamis setelah banyak kota melaporkan wabah, telah mendorong penguncian yang meluas dan pembatasan lain pada pergerakan dan bisnis selain penolakan dari warga. Kamar Dagang Prancis di China menyerukan pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah "optimalisasi" COVID-19 dengan benar. Seruan itu dibagikan secara luas di media sosial setelah kedutaan Prancis mempostingnya di akun Weibo yang mirip Twitter pada hari Kamis. Sebanyak 20 tindakan, yang meliputi karantina yang dipersingkat dan langkah-langkah lain yang lebih ketat, telah "memberikan harapan" kepada perusahaan Prancis untuk lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi. Akan tetapi "kebijakan yang baik juga perlu diterapkan dengan cara yang seragam dan tanpa menambahkan kontradiksi kebijakan", menurut pernyataan lembaga itu. Pengumuman 20 langkah tersebut, saat kasus meningkat dan memicu respons yang semakin berat di bawah pendekatan nol-COVID, telah menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian yang meluas di kota-kota besar, termasuk Beijing, di mana banyak penduduknya dikurung di rumah. Di pabrik iPhone terbesar di dunia di Zhengzhou, lebih dari 20.000 karyawan baru keluar setelah tindakan ketat COVID-19 menyebabkan keresahan pekerja minggu ini sebagaimana dikutip ChannelNewssia.com, Jumat (25/11). Kondisi itu membahayakan pabrik pemasok Apple Foxconn tersebut. Seorang pria di kota barat daya Chongqing menyerukan pemerintah untuk mengakui kesalahannya pada penanganan COVID-19 yang dibagikan secara luas di media sosial China. "Beri aku kebebasan atau mati," kata pria berkacamata itu kepada penduduk di gerbang sebuah kompleks dalam pidato berapi-api pada hari Kamis, menurut video yang dilihat oleh Reuters. “Hanya ada satu penyakit di dunia dan itu adalah kemiskinan sekaligus tidak memiliki kebebasan,” tambahnya. Kami sekarang memiliki keduanya. Kami masih berjuang dan menderita karena sedikit flu, katanya. Pria itu kemudian terlihat digiring ke arah mobil polisi oleh petugas keamanan sehingga memicu teriakan marah dari para penonton.