Di Tengah Cuaca Ekstrem dan Serangan Rusia, Ratusan Warga Kherson Meninggalkan Kota

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 28 November 2022 10:58 WIB
Jakarta, MI - Ratusan warga Ukraina mengungsi keluar dari kota Kherson untuk melarikan diri dari serangan pasukan Rusia kemarin atau dua minggu setelah kota itu direbut kembali dari pasukan pendudukan Rusia yang mendapatkan sambutan meriah. Pembebasan Kherson menandai perolehan kemenangan besar bagi Kyiv yang berhasil ditaklukkan kembali setelah Rusia mundur ke tepi timur Sungai Dnipro. Akan tetapi sejak saat itu penduduk berjuang tanpa air, pemanas, dan listrik karena pasukan Moskow telah menghancurkan pembangkit listrik dan sumber energi sebelum mereka pergi. Evakuasi dimulai minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh perang terlalu parah bagi orang untuk bertahan selama musim dingin yang ekstrem di Ukraina. Eksodus tersebut diperburuk oleh penembakan oleh Rusia yang telah menewaskan 32 warga sipil sejak pasukan Rusia meninggalkan kota itu pada 9 November. “Menyedihkan kami meninggalkan rumah kami,” kata Yevhen Yankov kepada Associated Press saat truk yang dia tumpangi bergerak maju. Dia mengatakan sekarang dirinya bebas, tapi harus pergi karena ada penembakan dan ada yang mati di antara penduduk. Banyak warga dengan barang bawaannya berjalan melewati bangunan tempat tinggal yang rusak di Kherson. Galina Lugova, kepala administrasi militer kota, mengatakan pihak berwenang akan melakukan segalanya untuk membuat orang aman, tetapi penembakan meningkat setiap hari. Penembakan, penembakan dan penembakan lagi, ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (28/11). Sementara itu, warga lainnya bernama Vitaliy Nadochiy terlihat mengemudi sambil membawa anjing kesayangannya dan menutupkan bendera Ukraina sebagai pelindung matahari, mengatakan kepada AP bahwa artileri telah menghantam rumahnya. “Empat flat terbakar. Jendela pecah,” katanya. Dia menambahkan bahwa mereka tidak bisa berada di sana karena tidak ada listrik, tidak ada air dan pemanas. Alasan pemboman terus menerus di Kherson belum jelas, apakah Rusia mencoba untuk mengkonsolidasikan posisi pertahanannya di seluruh Dnipro dan menghadang Ukraina yang mencoba serangan baru. Bisa juga Moskow akan mencoba merebut kembali kota itu setelah pasukannya merasa terhina dengan kekalahan di Kherson. Sementara itu, salju terus turun di wilayah Kyiv dan suhu berkisar di sekitar titik beku pada hari Minggu saat jutaan orang di sekitar ibu kota Ukraina berjuang mengatasi gangguan pasokan listrik dan pemanas sentral yang disebabkan oleh gelombang serangan udara Rusia. Ukrenergo, operator jaringan listrik negara, menyatakan pada hari Minggu bahwa produsen listrik kini memasok sekitar 80% dari permintaan. Jumlah itu naik 75% pada hari Sabtu, menurut perusahaan itu. Presiden Volodymyr Zelenskiy sebelumnya mengatakan ada pembatasan penggunaan listrik di 14 dari 27 wilayah Ukraina dan di Kyiv untuk "lebih dari 100.000" pelanggan di setiap wilayah.