Tabrakan di Bandara Haneda, Pesawat Japan Airlines Diberikan Izin Mendarat

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 4 Januari 2024 03:55 WIB
Pesawat Japan Airlines. [Foto: Antara]
Pesawat Japan Airlines. [Foto: Antara]

Tokyo, MI - Jepang pada Rabu (3/1) memulai penyelidikan atas tabrakan dua pesawat yang menyebabkan kematian sedikitnya lima anggota awak penerbangan tersebut. Anggota Badan Keselamatan Transportasi Jepang dan polisi mengunjungi lokasi kecelakaan di Bandara Haneda di Ibu Kota Tokyo, menurut laporan Kyodo News.

Takuya Fujiwara dari Dewan Keselamatan Transportasi Jepang mengatakan kepada wartawan, bahwa perekam penerbangan dan perekam suara dari pesawat penjaga pantai telah ditemukan. Namun rekaman milik JAL masih dicari.

"Kami sedang menyelidiki situasinya. Berbagai bagian tersebar di landasan pacu," kata Fujiwara. Ketika ditanya, apakah penerbangan pesawat JAL memiliki izin pendaratan, para pejabat di maskapai besar tersebut meyakini bahwa hal itu telah diberikan "izin mendarat".

Dalam rekaman dari menara kendali Haneda yang tampaknya dibuat beberapa saat sebelum tabrakan yang tersedia di situs penerbangan, menyiarkan sinyal lalu lintas udara secara langsung, terdengar suara yang menyarankan penerbangan JAL untuk "melanjutkan pendekatan".

Sebanyak 379 Penumpang dan Awak Pesawat Japan Airlines (JAL) yang terbakar, selamat setelah berlari dari kobaran api. NHK melaporkan bahwa menara pengawas juga telah menginstruksikan pesawat penjaga pantai untuk tidak mendekati landasan pacu.

Namun stasiun televisi tersebut juga mengutip seorang pejabat penjaga pantai yang tidak mau disebutkan namanya yang mengatakan, bahwa kapten pesawat Genki Miyamoto (39) telah mendapat izin untuk lepas landas.

Tabrakan antara pesawat Japan Airlines dan pesawat Penjaga Pantai Jepang terjadi pada Selasa sekitar pukul 17:49 waktu setempat (atau 15.49 WIB). Lima dari enam awak pesawat penjaga pantai tewas, sementara 379 penumpang, termasuk kru pesawat Japan Airlines, berhasil keluar dari pesawat.

Pesawat penjaga pantai itu membawa bahan bantuan untuk masyarakat yang terkena gempa di Provinsi Niigata setelah Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 pada Senin dengan pusat gempa di Semenanjung Noto dan area sekitar di pantai Laut Jepang. Tabrakan pesawat memicu penutupan keempat landasan pacu, dan tiga di antaranya dibuka kembali pada Selasa malam. Namun, puluhan penerbangan dibatalkan.

Pihak berwenang membutuhkan waktu lebih dari delapan jam untuk mengendalikan kebakaran di pesawat Japan Airlines, yang diproduksi oleh Airbus SAS dengan mesin dari Rolls-Royce Inggris dan dikirim pada November 2021. [Anadolu/Man/Ant]