Konflik Aparat dengan Warga Desa Wadas, Waketum PP GPII Minta Kapolda Jateng Dievaluasi
![Reina Laura](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
Reina Laura
Diperbarui
12 Februari 2022 12:26 WIB
![Konflik Aparat dengan Warga Desa Wadas, Waketum PP GPII Minta Kapolda Jateng Dievaluasi](https://monitorindonesia.com/2022/02/Wadas.jpg)
Monitorindonesia.com - Konflik antara aparat gabungan TNI dan Polri dengan warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menjadi sorotan publik nasional. Selasa (8/2/2022), banyak beredar video di media sosial ratusan petugas dengan senjata lengkap datang ke Desa Wadas mengejar warga hingga ke hutan dengan anjing pelacak.
Dari video (konflik) tersebut, nampak sejumlah warga ditangkap dan di pukuli oleh Polisi karena menolak pembangunan proyek Bendungan Bener membutuhkan pasokan batuan andesit sebagai material konstruksi. Oleh pemerintah, kebutuhan batu ini diambil dari Desa Wadas yang di anggap merusak oleh warga desa merusak sumber mata air yang jadi penghidupan warga turun-temurun.
Menanggapi konflik aparat dengan warga Desa Wadas, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PP GPII) Eri Roffi lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (12/2/2022) mengatakan, tindakan Polda Jateng dan Polres Purworejo dalam penindakan dan penanganan masyarakat tidak sesuai dengan konsep 'PRESISI' sebagaimana arahan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
"Itu masyarakat kecil bukan musuh atau teroris, penanganan terlalu berlebihan mengejar sampai ke hutan dengan anjing pelacak seperti penjahat, mereka menyuarakan dan membela sumber kehidupannya. Warga merasa terganggu di rampas hak hidupnya kalau dengan menggunakan cara-cara seperti itu. Harus dengan mediasi damai dan dialog serta musyawarah semua bisa di selesaikan sesuai sila pancasila," ujar Eri sapaan akrabnya.
Karena itu terkait konflik aparat dengan warga itu, dia mendesak perlu adanya penindakan tegas terhadap Kapolda Jateng Kapolres Purworejo. meminta kapolri untuk memeriksa dan menindaklanjuti kejadian itu, pasti ada prosesur penanganan yang tidak sesiai dengan yang biasa disebut tegas dan terukur, ini bukan penanganan tegas dan terukur sudah kebablasan namanya.
Mestinya Kepolisian bisa lakukan upaya soft approach, membangun komunikasi yang lembut dengan upaya sosialisasinya dimassifkan.
"Cara-cara kekerasan seperti itu mencoreng prestasi pak Sigit yang berupaya keras menjadikan polisi sebagai lembaga yang di percaya publik selama 1 tahun terakhir. Kami mendesak Kapolri memecat Kapolda Jawa Tengah dan Kapolres Purworejo yang telah membuat malu Kapolri dan mencoreng citra baik Polri di mata warga di tengah upaya keras Kapolri mereformasi kepolisian," pungkas Eri. (Ery)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Berita Terkait
Politik
![Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ketua-fraksi-partai-keadilan-sejahtera-pks-dpr-ri-jazuli-juwaini-foto-midhanis.webp)
Fraksi PKS: Tidak Ada Alasan Lagi Bagi PBB untuk Tidak Menindak Israel
22 Juli 2024 14:15 WIB
Nasional
![DPD RI Minta Pemerintah dan TNI-Polri Segera Selesaikan Konflik Papua Anggota DPD RI asal Papua Barat, Filep Wamafma (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/anggota-dpd-ri-filep.webp)
DPD RI Minta Pemerintah dan TNI-Polri Segera Selesaikan Konflik Papua
5 Juli 2024 13:30 WIB