Kasus Tower Transmisi PLN, Kejagung Periksa Pejabat Kemenperin

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 September 2022 16:04 WIB
Jakarta, MI - Jajaran Pejabat Ditjen Ilmate, Kemenprin terus dicecar Skandal PLN senilai Rp2,251 triliun. Kini, giliran AG selaku Mantan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 2016, Rabu (21/9). Sebelumnya, bosnya AG, yakni I Gusti Putu Suryawirawan selaku Mantan Dirjen Ilmate (Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi) diperiksa, Kamis (15/9). Namun demikian, sampai usai diperiksa belum seorang pun diajukan pencegahan bepergian ke luar negeri. Sprindik (Surat Perintah Penyidikan) diterbitkan 14 Juli bernomor: Print- 39 /F.2 /Fd.2/07/ 2022. Kapuspenkum Dr. Ketut Sumedana mengatakan pemeriksaan AG terkait penyidikan perkara pengadaan tower transmisi PLN, 2016. Tapi, dalam keterangannya tidak dijelaskan peran dan keterkaitan AG dalam Skandal PLN yang patut diduga syarat Peruatan Melawan Hukum (PMH). “Pemeriksaan ini guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan,” terang Ketut, yang terakhir menjabat Wakajati Bali. Masuk bulan ketiga, agenda pemeriksaan Ketua Aspatindo (Asosiasi Pabrikan Tower Indonesia) Saptiastuti Hapsari juga Direktur Operasional PT. Bukaka Teknik Utama dan 13 Anggota Aspatindo belum terjadwal ? Sejauh ini, baru dua anggota Aspatindo yang mengerjakan 10. 000 Tower diperiksa, yakni Louis Karema selaku Direktur PT. Karunia Berca Industri (KBI) dan Pengurus PT. Wika Industri dan Konstruksi, Selass (13/9). Perusahaan lain yang terlibat proyek tersebut, diduga adalah PT. Armindo Catur Pratama, PT. KBI dan PT. Karya Logam, PT. Citramas Teknikmandiri, PT. Dutacipta Pakar Perkasa, PT. Danusari Mitra Sejati, PT. Twink Indonesia. Serta, PT. Kurnia Adijaya Mandiri, PT Wika Industri & Konstruksi, PT. Kokoh Semesta, PT. Bangun Sarana Baja, PT. Gunung Steel Construction dan PT. Duta Hita Jaya. Sedangkan Jajaran Pengurus PLN era Dirut Sopyan Basir yang telah diperiksa, terdiri Amir Rosidin (Direktur Bisnis Regional Sumatera 2015- 2017), Senin (8/8). Lalu, Selasa (2/8) Nasri Sebayang (Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat), Supangkat Iwan Santoso (Direktur Penggadaan 2015 – 2019). Serta, SS (Eks Kadiv Konstruksi Regional Jawa Bagian Barat pada Dit. bisnis Regional Jawa Bagian Barat 2015-2016). Sehari sebelumnya, Senin (1/8) diperiksa Machnizon Masri (Direktur Bisnis Regional Sulawesi). Seperti disampaikan Ketut Sumedana, Senin (25/7) permintaan PT. Bukaka dan 13 anggota Asptindo yang mengerjakan Proyek Tower Transmisi selalu diakomodir PLN. Tidak diketahui, alasan PLN selalu mengalah karena ada dugaan Gratifikasi dan atau tekanan politik ? Sikap lunak PLN, berakibat jumlah tower yang tadinya dibangun sebanyak 9085 bertambah kurang lebih 10. 000 tower. Disamping itu, PLN dipaksa meng- addendum, Mei 2018 karena proyek dikerjakan tidak sesuai jadwal. Proyek yang dibangun Oktober 2016 – Mei 2018 molor sampai Maret 2019. Terakhir, tanpa legal standing, November 2017- Mei 2018 penyedia tower tetap melakukan pekerjaan pengadaan tower.