Laporan TGIPF Tragedi Kanjuruhan Bakal Diserahkan ke Presiden Jum'at Pekan Depan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Oktober 2022 22:55 WIB
Jakarta, MI - Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan bahwa Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kasus kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, tengah mendalami bukti-bukti yang di dapat di lokasi kerusuhan. Seperti gas air mata kedaluwarsa yang tengah diperiksa di Laboratorium. “Misalnya menyangkut dengan kandungan gas air mata apakah kedaluwarsa itu berbahaya atau sejauh mana tingkat kebahayaannya, lebih berbahaya atau tidak berbahaya daripada yang tidak kedaluwarsa,” kata Ketua TGIPF, Mahfud MD di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10). Tim di lapangan memang menemukan adanya gas air mata yang telah kedaluwarsa. Oleh karena itu, tegas Mahfud, harus diuji tingkat bahaya atau efek yang ditimbulkan akibat hal itu. Tim itu juga, akan segera melakukan analisis sekaligus menyusun kesimpulan dan rekomendasi, sehingga diharapkan laporannya bisa kepada bapak Presiden pada hari Jumat pekan ini. "Jadi Insya Allah hari Jumat kami sudah serahkan kepada Presiden mulai besok kami akan konsinyering untuk menyusun laporan, mendiskusikan, dan menyusun laporan akhir," jelasnya. Sebelumnya, kerusuhan pecah usai laga Arema Malang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10). Pertandingan itu berakhir dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya dan menjadi kekalahan kandang pertama Arema dari klub Surabaya itu dalam 23 tahun terakhir. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 125 orang. Data terakhir menyebutkan jika korban jiwa sudah mencapai 131 orang. Data sementara diperoleh dari hasil asesmen yang dilakukan Dokter Kesehatan (Dokes) Polda Jawa Timur dan Tim DVI pada Minggu, pukul 15.45 WIB. “Data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129 orang, tetapi setelah ditelusuri di rumah sakit terkait menjadi 125 orang,” kata Ketua Tim DVI Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan. Selain korban tewas, insiden kemanusiaan itu melukai lebih dari 700 orang. Para korban mengalami luka-luka karena terinjak, patah tulang, dislokasi, engsel lepas, mata perih, dan kadar oksigen rendah.