Penganiaya Mahasiswa STIP hingga Tewas jadi Tersangka

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 4 Mei 2024 19:49 WIB
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda di Jakarya Utara (Foto: Dok MI/Aswan)
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda di Jakarya Utara (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Polisi menetapkan TRS, senior mahasiswa Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) sebagai tersangka dugaan penganiayaan hingga tewas.

"Tersangka tunggal adalah saudara TRS, salah satu taruna STIP Cilicing tingkat 2. Lalu korbannya sudah diketahui bernama Putu Satria Ananta Rustika, taruna tingkat 1," kata Kapolres Jakarta Utara (Jakut) Kombes Gidion Arif Setyawan dalam konferensi pers di Mapolres Jakut, Sabtu (4/5/2024).

Keluarga Putu Satria Ananta Rustika sebelumnya menyatakan akan menuntut pertanggungjawaban pihak kampus karena membiarkan peristiwa ini terjadi. "Saya mau tuntut yang memukul itu sama pihak sekolah, anak saya sehat-sehat saja tiba-tiba meninggal dunia," kata paman korban, Nyoman Budi Arto di Jakarta.

Ia meminta pertanggungjawaban kampus atas kejadian yang menghilangkan nyawa dari keluarganya dan meminta pelaku dihukum berat sesuai dengan perbuatannya "Saya punya anak dibegitukan, seandainya juga dia punya anak digituin juga bagaimana, saya akan tuntut pihak kampus," tegasnya.

Ia mengatakan pihak STIP menghubungi dirinya pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB yang memberitahukan taruna tingkat satu angkatan 2023 Putu Satria Ananta Rustika(meninggal dunia.

Putu Satria Ananta Rustika merupakan anak pertama dari tiga saudara yang masuk sebagai taruna sekolah yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut. Dari informasi tersebut Nyoman mengetahui anaknya di bawa ke toilet dan dihajar sama senior.

Menurut dia keterangan dari teman-temannya dicocokkan dengan berita dari polisi ya sama. "Iya dihajar tapi tidak jelas apa sebabnya sampai korban dihajar," bebernya.

Ia mengatakan saat menonton di saluran video youtube tidak ada budaya kekerasan di STIP dan jika masih ada sebaiknya dibubarkan saja sekolahnya "Itu saya tonton dan anak saya di sekolahkan di sana. Saya berani bilang enggak terjadi apa-apa tapi terulang lagi kasusnya," katanya.

Ia mengatakan hal ini baru pertama kali terjadi dan saat melihat jasad keponakannya terdapat luka lebam di bagian dadanya. "Katanya yang memukul satu orang tapi itu ada lima saksi dan kami tidak tau itu," katanya.