KAMAKSI Soroti Dugaan Bancakan Anggaran di Dinas PPKUKM Provinsi Jakarta


Jakarta, MI- Kaukus Muda Anti Korupsi (KAMAKSI) menyoroti adanya dugaan praktik korupsi dan nepotisme di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta.
Ketua Umum DPP KAMAKSI, Joko Priyoski mengatakan bahwa pihaknya mengindikasi adanya praktik-praktik penyimpangan anggaran di dalam tubuh Dinas PPKUKM. Ia menilai bahwa anggaran untuk beberapa program pada Dinas PPKUKM tidak dilakukan secara transparan.
Ia bahkan menyebut bahwa beberapa program pada Dinas tersebut terkesan menunjukan adanya pola pelanggaran yang berulang.
“Ada indikasi kuat praktik penyimpangan dan bancakan anggaran di tubuh Dinas PPKUKM. Bahkan, transparansi anggaran patut dicurigai karena beberapa program justru menunjukkan pola penganggaran yang berulang,” kata Joko
Joko mengatakan bahwa salah satu program yang menjadi sorotan pihaknya adalah program pendampingan Batik Betawi yang tersebar di lima wilayah administratif DKI Jakarta.
Ia menilai ada modus bancakan anggaran dalam program yang didanai menggunakan APBD tersebut. Sebab program yang dilaksanakan di lima wilayah tersebut memiliki anggaran yang identik.
“Ini modus bancakan anggaran. Satu program, lima wilayah, anggarannya kembar semua. Kok bisa persis?” tuturnya.
Rincian anggaran untuk belanja tenaga ahli Batik Betawi di lima wilayah:
1. Jakarta Timur: Rp 85.140.000
2. Jakarta Barat: Rp 85.140.000
3. Jakarta Utara: Rp 85.140.000
4. Jakarta Pusat: Rp 85.140.000
5. Jakarta Selatan: Rp 85.140.000
Dengan adanya temuan tersebut, Joko mengatakan bahwa pihaknya mengindikasi bahwa telah terjadi duplikasi anggaran pada program tersebut yang berpotensi merugikan keuangan daerah.
Joko mendesak Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut dan segera memeriksa Kepala Dinas PPKUKM Elisabeth Ratu Rante Allo.
Topik:
KAMAKSI Dinas PPKUKM Pemrov Jakarta Kejati DKI JakartaBerita Sebelumnya
Kejaksaan Periksa Maraton 30 Kepsek soal Korupsi Dana Hibah Rp 65 M
Berita Selanjutnya
Mengapa KPK Setop Kasus TPPU Abdul Gani Kasuba?
Berita Terkait

Belum Dieksekusinya Silfester 1,5 Tahun Timbulkan Pertanyaan Kredibilitas dan Independensi Kejati Jakarta di Bawah Pimpinan Patris Yusrian Jaya
15 September 2025 11:05 WIB

Temuan BPK Jelas Ungkap Kerugian Negara Ratusan Miliar, Kok Penyelidikan Korupsi Investasi PLN Batubara Disetop Sejak Reda Jabat Kajati DKI?
14 Agustus 2025 21:02 WIB

Tak Berfungsi! Proyek Drive Thru PTSP Kejati DKI dan Kejari Jakarta Diduga Sarat KKN
4 Agustus 2025 01:35 WIB

Kejati DKI Didesak Tak Berhenti pada 10 Tersangka Korupsi Proyek Fiktif Telkom Rp 431 M
22 Juli 2025 01:48 WIB