Erick Thohir Buka Suara soal Isu Pergantian Dirut Pertamina Patra Niaga


Jakarta, MI - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sinyal terkait kemungkinan pergantian Direktur Utama (Dirut) Pertamina Patra Niaga.
Ia menegaskan bahwa perubahan jajaran pimpinan di beberapa BUMN, termasuk Pertamina Patra Niaga akan dilakukan seiring dengan rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada Maret ini.
"Nomor satu, kan Maret ini akan ada banyak rapat umum pemegang saham (RUPS). Jadi, tentu pergantian Komisaris dan Direksi akan dijalankan bersamaan dengan rapat tahunan. Kami juga harus menjaga konsistensi masing-masing perusahaan, karena banyak yang mendapatkan penugasan tertentu," paparnya, Sabtu (1/3/2025).
Ia menyampaikan bahwa, setiap pergantian direksi dan komisaris di BUMN harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang termasuk untuk menjaga kelangsungan dan performa perusahaan tersebut. Salah satunya, kasus melibatkan BUMN termasuk Pertamina yang tengah didalami Kejaksaan Agung.
"Tentu dengan kasus yang sedang didalami kejaksaan, kami sangat menghargai langkah yang diambil Kejaksaan. Kami juga berpartisipasi, seperti yang dulu kami lakukan pada kasus Asabri, Jiwasraya, dan Garuda. Kami ingin memastikan agar tidak ada kesalahan yang membuat perusahaan gagal dan berdampak buruk pada operasionalnya," bebernya.
Terkait Pertamina, pihaknya berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perusahaan tersebut guna mengidentifikasi dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.
"Kami akan review total Pertamina. Seperti apa nanti bisa ada perbaikan-perbaikan yang akan kita lakukan ke depannya," ujarnya.
Menurutnya, ada banyak hal yang perlu dikaji, termasuk peran berbagai pihak yang terlibat dalam Pertamina, seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN.
Dia memastikan solusi akan dicari bersama untuk meningkatkan efisiensi. Hal itu dapat dilakukan dengan penggabungan atau merger antara perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam operasional Pertamina.
"Mungkin ada satu atau dua perusahaan yang perlu dimergerkan, supaya tidak ada pertukaran penjualan antara kilang dan Patra Niaga. Kami akan review, enggak apa-apa. Ini bagian dari improvisasi," imbuhnya.
Meski begitu, Erick menegaskan bahwa kondisi keuangan dan kualitas pelayanan Pertamina saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Ia menekankan bahwa permasalahan di perusahaan besar seperti Pertamina tidak bisa hanya dinilai dari tindakan individu atau oknum semata, melainkan harus dilihat secara menyeluruh.
"Jangan sampai persepsi yang buruk muncul hanya karena ada oknum yang bermasalah," tutupnya.
Topik:
menteri-bumn erick-thohir dirut-pertamina-patra-niaga