10.000 Karyawan Panasonic akan di PHK


Jakarta, MI - Panasonic Holdings Corporation mengumumkan langkah besar dalam reformasi manajemennya dengan rencana memangkas sekitar 10.000 karyawan di seluruh dunia pada tahun fiskal 2026.
Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya perusahaan raksasa teknologi asal Jepang tersebut untuk memperbaiki kinerja keuangan dan menargetkan laba operasional yang disesuaikan sebesar 600 miliar yen atau sekitar Rp82 triliun pada tahun fiskal 2027. Minggu (11/5/2025).
Keputusan ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah struktural yang selama ini menghambat efisiensi dan pertumbuhan bisnis.
Panasonic menargetkan perbaikan laba sedikitnya 150 miliar yen dibandingkan tahun fiskal 2025, dengan rincian utama berasal dari reformasi organisasi pusat, divisi elektronik konsumen, serta sektor bisnis lainnya.
Panasonic memperkirakan reformasi di tingkat organisasi pusat akan menyumbang peningkatan laba sekitar 47 miliar yen, terutama melalui konsolidasi fungsi tidak langsung dan proyek teknologi.
Sementara itu, restrukturisasi di segmen elektronik konsumen diperkirakan akan menambah 33 miliar yen dan perombakan di sektor usaha lainnya, termasuk penutupan bisnis merugi, efisiensi investasi TI, dan konsolidasi fungsi tidak langsung, akan berkontribusi sekitar 42 miliar yen.
Selain fokus pada efisiensi, Panasonic juga menggarisbawahi pentingnya investasi pada area prioritas seperti automotive batteries dan solutions areasebagai bagian dari strategi jangka panjang. Namun, langkah efisiensi juga melibatkan pengurangan karyawan secara besar-besaran sebanyak 5.000 pegawai di Jepang dan 5.000 pegawai di luar negeri.
“Perusahaan akan meninjau ulang efisiensi operasional di tiap entitas Grup, khususnya di divisi penjualan dan fungsi tidak langsung, serta mengevaluasi ulang kebutuhan organisasi dan personel secara menyeluruh,” demikian pernyataan resmi Panasonic.
Langkah pengurangan tenaga kerja tersebut akan dijalankan secara bertahap selama tahun fiskal 2026, dengan tetap mematuhi hukum dan peraturan ketenagakerjaan di tiap negara.
Panasonic juga memperkirakan dampak negatif terhadap kinerja keuangan tahun fiskal 2026 akibat biaya restrukturisasi sebesar 130 miliar yen atau sekitar Rp12 triliun.
Estimasi tersebut telah dimasukkan dalam proyeksi keuangan yang dirilis pada 9 Mei 2025. Meski demikian, jumlah aktualnya masih bisa berubah, tergantung pada total pegawai yang terdampak dan berbagai faktor lainnya.
Pihak perusahaan menegaskan bahwa jika terdapat perubahan besar terhadap proyeksi tersebut, informasi akan segera disampaikan secara terbuka. Adapun dampak reformasi terhadap tahun fiskal 2027 dan seterusnya masih dalam tahap analisis internal.
Topik:
panasonic rugi kinerja-keuangan