Isu Dana Segar dari Danantara Mengemuka, Garuda Indonesia Buka Suara

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 21 Mei 2025 11:15 WIB
Garuda Indonesia (Foo: Dok MI)
Garuda Indonesia (Foo: Dok MI)

Jakarta, MI - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dikabarkan bakal menerima suntikan modal dari Danantara Indonesia. 

Langkah tersebut dinilai dapat memperkuat kondisi keuangan perusahaan yang tengah mengalami defisiensi modal.

Menanggapi kabar tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa seluruh kebijakan terkait aksi korporasi yang dilakukan terhadap perseroan sepenuhnya menjadi wewenang pemegang saham.

"Pada prinsipnya kebijakan dan strategi aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait," ujarnya melalui sebuah pernyataan, Rabu (21/5/2025).

Sebagai catatan, Garuda Indonesia saat ini merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh Danantara lewat PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). 

Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia tersebut memiliki 59,04 miliar saham GIAA, setara 64,54 persen dari total modal disetor dan ditempatkan perseroan.

Wamildan menyampaikan bahwa perseroan secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya dalam menjalankan bisnis. 

Selain itu, direksi juga tetap fokus memastikan perusahaan berjalan on-the-track sesuai strategi yang telah ditetapkan perusahaan.

Kondisi keuangan Garuda Indonesia masih berada dalam tekanan berat, terutama akibat beban utang yang terus membengkak. 

Pada tahun 2024, maskapai full-service nasional itu menderita kerugian Rp1,15 triliun. Di tiga bulan pertama 2025, GIAA sudah mencatat rugi bersih Rp1,25 triliun. 

Dari sisi neraca keuangan, ekuitas perusahaan minus Rp23,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa secara teknis Garuda Indonesia berada dalam kondisi bangkrut menurut standar pencatatan akuntansi (technically bankrupt). 

Tak hanya itu, total utang berbunga perusahaan juga menembus angka Rp62,5 triliun per 31 Maret 2025.

Topik:

pt-garuda-indonesia-persero-tbk giaa danantara