Ray Dalio Tak jadi Gabung di Danantara

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 Mei 2025 10:54 WIB
Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio (Foto: Ist)
Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio (Foto: Ist)

Jakarta, MI -  Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, dikabarkan batal bergabung di jajaran pengurus Badan Pengelola Investasi Danantara.   

Ray Dalio memilih untuk tidak mengambil posisi sebagai Dewan Penasihat Danantara, meskipun sebelumnya kabar tersebut sempat beredar luas.

Namun, hingga saat ini alasan di balik keputusan Ray Dalio tersebut masih belum jelas dan belum ada penjelasan resmi yang diberikan. Juru bicara Ray Dalio pun menolak memberikan komentar.

Di sisi lain, Juru Bicara Danantara, Kania Sutisnawinata juga enggan memberikan komentar terkait status dan peran Ray Dalio di Danantara.

Dalam wawancara melalui email, Kania menyatakan bahwa saat ini, Danantara tengah fokus dalam proses menyelesaikan program dan menyempurnakan rencana bisnisnya. 

Sementara itu, saat ini ada empat orang duduk di jajaran penasihat Danantara, yakni Helman Sitohan, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor dan mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra. 

Diketahui, Baru-baru ini Danantara Indonesia dan China Investment Corporation (CIC) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjajaki peluang investasi bersama di berbagai sektor di Indonesia, kawasan ASEAN, dan China.

MoU tersebut menjadi landasan penting dalam membangun kerangka kerja yang mendukung potensi kolaborasi investasi antara kedua pihak.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan P Roeslani mengungkapkan, salah satu pilar utama dari kesepakatan ini adalah penjajakan bersama terhadap platform investasi China–ASEAN, yakni sebuah dana investasi yang diusulkan untuk beroperasi dengan mandat luas di berbagai sektor. 

"Seperti manufaktur industri, barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi, dimana kedua negara memiliki potensi besar yang dapat dimaksimalkan," kata Rosan dilansir siaran pers Danantara, Selasa (27/5/2025).

"Kolaborasi antara CIC dan Danantara Indonesia merupakan bentuk sinergi strategis dari prioritas bersama: CIC dengan mandat untuk mengelola cadangan devisa China melalui diversifikasi investasi global, dan Danantara Indonesia dengan perannya sebagai mesin jangka panjang untuk reinvestasi aset negara Indonesia ke dalam industri masa depan," tuturnya.

Menurut Rosan, Indonesia memandang kemitraan dengan China bukan hanya sebagai kesepakatan finansial semata, tetapi sebagai komitmen bersama untuk merancang ulang dan memperkuat lanskap ekonomi di kawasan tersebut.

"Dengan lebih dari 800 BUMN dalam portofolio kami, Danantara Indonesia siap memimpin dalam mobilisasi modal strategis untuk industri hijau, ketahanan pangan, dan transformasi digital," tutup Rosan.

Topik:

ray-dalio danantara