Rencana Merger 16 Asuransi BUMN jadi 3 Perusahaan, Ini Respons Bos OJK

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 2 Juli 2025 08:04 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono (Foto: Istimewa)
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait wacana Badan Pengelola Informasi (BPI) Danantara yang dikabarkan akan merampingkan jumlah perusahaan asuransi milik negara (BUMN) melalui skema merger dan akuisisi.

Wacana ini pun mencuat seiring rencana penyederhanaan 16 entitas asuransi pelat merah menjadi hanya 3 perusahaan. 

Saat dimintai tanggapan, Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyebutkan bahwa prosesnya masih berada dalam tahap pembahasan internal dengan holding asuransi pelat merah IFG.

"Oh, itu kita masih bicara dengan IFG. Kita harus bicara dengan IFG untuk bagaimana programnya," ujar Ogi di Gedung DPR RI, di Jakarta, Senin, (30/6/2025).

Sebagai informasi, IFG (Indonesia Financial Group) Holding membawahi beberapa perusahaan asuransi, penjaminan, dan investasi. Adapun beberapa anak usaha IFG Holding anatra lain, Jasa Raharja, Jamkrindo, dan Askrindo. 

IFG juga menaungi Jasindo, sementara untuk bisnis asuransi jiwa dan kesehatan, mereka mengelolanya melalui anak usaha IFG Life.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria sebelumnya menyampaikan bahwa perusahaan pelat merah akan melakukan aksi korporasi besar-besaran dalam 1-2 tahun ke depan. Hal tersebut dalam rangka peninjauan kembali fundamental bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dony mengatakan, akan ada lebih dari 350 aksi korporasi baik akuisisi maupun merger BUMN. "Konsolidasi bisnis ini kita harapkan akan selesai dalam 1-2 tahun ke depan, akan terjadi lebih dari 350-an merger dan akuisisi yang akan kita lakukan," tuturnya dalam acara Outlook Ekonomi DPR Selasa (20/5/2025).

Dony menyampaikan bahwa evaluasi terhadap bisnis BUMN ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025. Peninjauan kembali menjadi tahap pertama yang dilakukan untuk menciptakan matriks BUMN berdasarkan industrinya masing-masing.

"Kita harapkan ini akan selesai sampai dengan Oktober tahun ini. Satu per satu, kemudian output-nya kita melakukan matriks daripada perusahaan kita," imbuhnya.

Ia menambahkan, melalui aksi korporasi yang dirancang, jumlah BUMN akan dipangkas secara signifikan, dari semula 888 perusahaan menjadi kurang dari 200 perusahaan.

"Nah ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat," pungkasnya.

Topik:

asuransi bumn igf perampingan-asuransi-bumn danantara