Utang RI Membengkak, Sri Mulyani Tak Gentar: Dikelola Secara Prudent

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 15 Juli 2025 18:06 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Foto: Dok MI)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Meski proyeksi belanja bunga utang pemerintah diperkirakan melonjak hingga Rp552,1 triliun pada 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap menunjukkan ketenangan di hadapan parlemen.

Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-24, Selasa (15/7/2025), Sri Mulyani merespons kritikan sejumlah fraksi, termasuk PKB dan PKS terkait realisasi bunga utang 2024 yang sudah mencapai Rp488,4 triliun. 

Menurutnya, meski angka tersebut menjadi perhatian, pemerintah masih memegang kendali penuh atas manajemen utang negara.

"Pemerintah memastikan profil utang akan terus dikelola prudent dan terukur," katanya di hadapan para anggota DPR RI di Gedung Parlemen. 

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mewaspadai berbagai indikator kesehatan utang, termasuk risiko-risiko yang mungkin muncul di kemudian hari. Ini menunjukkan adanya antisipasi dari pemerintah di tengah gejolak ekonomi global. 

"Berbagai indikator kesehatan utang kami akan terus waspadai. Risiko suku bunga utang, nilai tukar, risiko refinancing terus kami monitor dan tetap berada di dalam batas aman untuk jangka pendek dan jangka menengah," tuturnya. 

Data menunjukkan bahwa beban belanja bunga utang pemerintah diperkirakan akan meningkat pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga pertengahan tahun, tepatnya periode Januari-Juni 2025, pemerintah telah menghabiskan Rp257,08 triliun untuk membayar bunga utang. 

Jika tren ini berlanjut, hingga akhir tahun, pembayaran bunga utang diperkirakan mencapai Rp552,1 triliun, atau hampir 16% dari outlook belanja negara. Angka ini nyaris menyentuh pagu yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar Rp552,9 triliun. 

Dalam Laporan Pelaksanaan APBN Semester I 2025, pemerintah mencatat bahwa realisasi pembayaran bunga utang telah mencapai 46,5% dari total pagu yang ditetapkan dalam APBN 2025.

Menariknya, angka ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 7,13% dibandingkan pembayaran bunga utang di periode yang sama tahun lalu. 

Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh pembayaran bunga utang dalam negeri yang naik 7,89%, mencapai Rp235,15 triliun di semester I 2025. 

Sementara itu, realisasi pembayaran bunga utang luar negeri justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,45%, dari Rp22 triliun di semester I-2024 turun menjadi Rp21,9 triliun di periode yang sama tahun ini.

Pembayaran bunga utang tersebut mencakup beberapa komponen, seperti pembayaran kupon Surat Berharga Negara (SBN), bunga atas pinjaman, dan biaya-biaya lain yang muncul dari program pengelolaan utang pemerintah. 

Topik:

utang-ri menteri-keuangan apbn