Waskita Karya Rugi Rp2,13 Triliun di Semester I/2025, Pendapatan Anjlok 30%

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 16 Juli 2025 12:23 WIB
PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk (Foto: Ist)
PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Kinerja keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) terus tertekan. Kontraktor BUMN ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp2,13 triliun pada semester I/2025, di tengah pendapatan usaha yang merosot tajam.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, total pendapatan usaha Waskita hanya mencapai Rp3,1 triliun, turun 30,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp4,47 triliun.

Pendapatan terbesar masih disumbang dari jasa konstruksi sebesar Rp2,11 triliun, diikuti oleh pendapatan tol Rp579,81 miliar, dan penjualan precast Rp308,55 miliar. Sumber pendapatan lainnya berasal dari properti Rp32,43 miliar, hotel Rp44 miliar, penjualan infrastruktur lainnya Rp18,51 miliar, serta sewa gedung dan peralatan Rp5,65 miliar. 

Penurunan pendapatan terutama dipicu oleh lesunya kinerja di lini konstruksi dan penjualan pracetak yang selama ini menjadi tulang punggung bisnis perseroan.

Pada saat yang sama, Waskita membukukan beban penjualan Rp56,25 miliar, beban umum dan administrasi Rp682,07 miliar, beban pajak final Rp53,99 miliar, beban keuangan Rp1,87 triliun, dan beban lain-lain Rp426,81 miliar.  

Di sisi bottom line, rugi periode berjalan WSKT tercatat sebesar Rp2,39 triliun. Sementara itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WSKT sebesar Rp2,14 triliun pada paruh pertama tahun ini. 

Nilai rugi bersih Waskita sedikit lebih rendah dari realisasi Rp2,16 triliun pada semester I/2024. Per 30 Juni 2025, perseroan membukukan total liabilitas Rp68,3 triliun dan total ekuitas Rp5,52 triliun. 

Dalam laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2025, manajemen Waskita Karya menyampaikan bahwa grup mencatatkan kerugian sebesar Rp2,39 triliun, yang mendorong total akumulasi defisit menjadi Rp16,7 triliun.

Menanggapi kondisi tersebut, manajemen menyatakan bahwa perusahaan terus memantau kondisi keuangan dan operasional secara aktif, sekaligus menjalankan sejumlah strategi guna memitigasi risiko terhadap kinerja keuangan dan kelangsungan usaha.

Langkah pertama yang ditempuh adalah mengimplementasikan dan memonitoring secara berkala atas inisiatif delapan stream penyehatan keuangan perseroan.  

Kedua, mengimplementasikan pemenuhan covenant dan kewajiban keuangan atas instrumen perbankan dan obligasi yang telah efektif direstrukturisasi. 

Secara bersamaan, perseroan berupaya menyelesaikan restrukturisasi atas Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV tahun 2019 yang belum mendapatkan persetujuan pemegang obligasi. 

"Hal tersebut penting bagi perseroan untuk menjalankan restrukturisasi dengan tidak adanya kondisi default/cidera janji/wanprestasi." 

Ketiga, memprioritaskan pemilihan proyek-proyek dengan risiko rendah yang memiliki uang muka dan skema pembayaran monthly payment demi keberlanjutan kegiatan operasional grup.  

Manajemen WSKT menegaskan bahwa keberlanjutan usaha grup sangat bergantung pada kemampuannya dalam menghasilkan arus kas yang memadai guna memenuhi kewajiban finansial secara tepat waktu.

Selain itu, kelangsungan operasional Waskita juga ditentukan oleh sejauh mana perusahaan mampu mencetak keuntungan di masa mendatang serta memperkuat kondisi keuangannya.

Topik:

pt-waskita-karya wskt