Harga CPO Turun, Pasar Dihantui Lonjakan Produksi dan Aksi Ambil Untung

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 25 Juli 2025 17:10 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (CPO) tergelincir pada perdagangan Jumat (25/7/2025), menyusul aksi ambil untung para pelaku pasar serta meningkatnya kekhawatiran akan lonjakan produksi di tengah permintaan yang belum pulih.

Kontrak berjangka CPO pengiriman Oktober 2025 di Bursa Derivatif Malaysia melemah 1,55 persen ke level MYR 4.263 per ton pada pukul 16.21 WIB. Secara mingguan, harga CPO tercatat turun 1,20 persen, setelah sebelumnya menikmati reli selama tiga pekan berturut-turut.

"Harga minyak sawit mentah sempat menguat, namun kini terkoreksi karena aksi ambil untung," ujar Direktur Pelindung Bestari, kata Paramalingam Supramaniam, dikutip Reuters.

Ia menambahkan, tekanan juga datang dari sinyal pemulihan produksi, yang muncul justru ketika permintaan pasar global masih lesu, terutama dari negara-negara tujuan ekspor utama.

Dewan Minyak Sawit Malaysia menyampaikan bahwa produksi minyak sawit mentah negara itu diperkirakan meningkat menjadi 19,5 juta ton metrik pada 2025, dari 19,3 juta ton pada tahun sebelumnya.

Perusahaan pemantau kargo dijadwalkan merilis estimasi ekspor untuk periode 1–25 Juli pada hari ini. Sebelumnya, ekspor periode 1–20 Juli tercatat turun antara 3,5 persen hingga 7,3 persen.

“Pasar menyadari potensi kenaikan produksi pada kuartal ketiga, dan tren permintaan saat ini menunjukkan bahwa jika tidak ada peningkatan permintaan, stok akhir bisa naik di atas 2,1 juta ton metrik pada Juli,” tutur Paramalingam.

Di sisi lain, kontrak minyak kedelai paling aktif di Bursa Dalian tercatat menguat 0,37 persen, sedangkan kontrak minyak sawit di bursa yang sama justru melemah 0,98 persen. Adapun di Chicago Board of Trade (CBoT), harga minyak kedelai turun 0,75 persen.

Pergerakan harga minyak sawit umumnya dipengaruhi oleh tren harga minyak nabati lainnya, karena komoditas ini saling bersaing di pasar global.

Harga minyak mentah naik pada Jumat, didukung optimisme akan potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS)dan Uni Eropa serta laporan rencana Rusia membatasi ekspor bensin ke sebagian besar negara.

Kenaikan harga minyak mentah mendorong minat terhadap minyak sawit sebagai alternatif bahan baku biodiesel yang lebih ekonomis.

Sementara itu, nilai tukar ringgit, yang merupakan mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit, melemah 0,07 persen terhadap dolar AS, yang membuat harga komoditas ini sedikit lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Topik:

minyak-sawit-mentah harga-cpo