Menkeu Purbaya Mulai Sindir Srimul!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 September 2025 11:28 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) menerima memori jabatan dari pejabat lama Sri Mulyani Indrawati saat serah terima jabatan di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa 9 september 2025.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kiri) menerima memori jabatan dari pejabat lama Sri Mulyani Indrawati saat serah terima jabatan di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa 9 september 2025.

Jakarta, MI - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mulai menyindir Sri Mulyani Indrawati? Pasalnya, dia buka-bukaan ihwal persoalan ekonomi yang berdampak pada persoalan sosial.

“Jadi itu yang Anda rasakan di ekonomi. Melambat dengan signifikan. Rill sektor susah, semuanya susah. Makanya keluar tagline Indonesia gelap. Indonesia apa,” kata Purbaya saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, pada Rabu (10/9/2025) dikutip Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, orang-orang menyalahkan kondisi global. Tapi menurutnya, ada kesalahan kebijakan dalam negeri. “Kita semua menunjuk ini gara-gara global. Padahal ada kebijakan dalam negeri yang salah juga. Yang pertama mengganggu kita. Karena 99 persen ekonomi kita didrive domestik demaind,” lanjutnya.

Pada awal 2025, perekonomian sempat membaik. Bahkan pertumbuhan uang mencapai 7 persen. “Masuk 2025, Januari, Februari,Maret, April, membaik semuanya tiba-tiba. Saya pikir sudah insaf nih. Pertumbuhan uang sempat 7 persen di bulan April. Makanya ketika sarasehan di bulan April saya bilang, kita akan keluar dari krisis. Indonesia akan cerah,” sambungnya.

Tapi masuk Mei 2025 kembali jatuh, karena katanya, melambatnya ekonomi yang sejak awal belum pulih. “Saya nggak tahu, Mei jatuh, Juni jatuh, Juli jatuh, Agustus jatuh ke 0 persen. Jadi periode perlambatan ekonomi tadi, pulih sedikit. Belum full pulih, direm lagi ekonominya. Itu dari sisi fiskal dan moneter,” jelasnya.

Pemerintah kerap lambat membelanjakan APBN, sehingga katanya, uang hanya menumpuk di Bank Indonesia (BI). “Pemerintah karena terlambat membelanjakan anggaran, membelanjakan APBN nya, uangnya kan di Bank Central. Bayar pajak masuk Bank Central. Belanjaan lagi nggak papa. Tapi ini kan enggak. Santai-santai. Kering sistemnya,” jelasnya.

Menurutnya, yang menyebabkan tekanan ekonomi berkepanjangan sehingga terjadi demonstrasi yang besar. “Yang bapak-bapak rasakan, kemarin demo itu. Itu karena tekanan panjang ekonomi. Karena kesalahan fiskal dan moneter sendiri yang sebelumnya kita kuasai,” katanya.

Maka dari itu, Purbaya menanyakan peran Komisi XI. Kenapa selama ini tidak pernah menanyakan perihal itu ke Menteri Keuangan. “Yang saya pertanyakan adalah, di sini Komisi XI rapatnya dengan Menteri Keuangan berapa ratus hari dalam setahun. Kenapa tidak pernah mempertanyakan itu?” demikian Purbaya.

Topik:

Menkeu Sri Mulyani Menkeu Purbaya