Krakatau Steel (KRAS) Minta Dukungan Dana Rp8,28 Triliun dari Danantara


Jakarta, MI - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) tengah mengajukan permohonan dukungan pendanaan sebesar US$500 juta atau setara Rp8,28 triliun (kurs Rp16.570 per dolar AS) kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Dalam jangka pendek, kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi melalui skema Pinjaman Pemegang Saham (PPS) sebesar US$250 juta.
Manajemen Krakatau Steel menjelaskan, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional utama perusahaan, antara lain, pembelian bahan baku berupa slab baja untuk pabrik HSM, hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) pabrik CRM PT KBI, HRC pabrik pipa baja PT KPI, serta produk baja turunan.
"Penggunaan dana tersebut menyesuaikan kebutuhan modal kerja sesuai cash conversion cycle masing-masing fasilitas," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10/2025).
Ke depan, KRAS berencana mengajukan tambahan pendanaan hingga US$500 juta dalam bentuk lain untuk mendukung penyelesaian dan penyelamatan restrukturisasi perseroan setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan.
Manajemen menjelaskan, saat ini pemenuhan bahan baku didukung oleh pendanaan dari pihak ke-3 (financier) dengan rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan faslitas perbankan serta adanya batasan-batasan yang diberlakukan oleh masing- masing financier.
"Financing cost tersebut langsung menjadi tambahan biaya perolehan bahan baku," ungkapnya.
Dengan dukungan Danantara, manajemen berharap KRAS dapat beroperasi secara optimal dan mengurangi beban biaya bahan baku yang sebelumnya menggunakan pembiayaan dari pihak ke-3 (financier).
Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah memperoleh dukungan pembiayaan dari BPI Danantara, KRAS diproyeksikan mampu meningkatkan EBITDA hingga US$31,9 juta. Peningkatan ini menegaskan bahwa skema PPS berpotensi memberikan nilai tambah signifikan bagi seluruh entitas.
"Dengan terjaminnya modal kerja untuk fasilitas HSM, PTKS dapat memenuhi utang restrukturisasi Tranche A dengan kas operasional perusahaan melalui operasi bisnis fasilitas HSM," ujarnya.
Lebih lanjut, KRAS menegaskan fokus perusahaan untuk memperkuat posisinya sebagai produsen baja nasional sekaligus meningkatkan daya saing jangka panjang. Adapun fokus utama dari inisiatif ini adalah memperkuat lini produksi baja, khususnya pada unit HSM dan CRM. Kedua unit ini ditargetkan menjadi pusat bisnis yang efisien, kompetitif, dan profitable.
"Untuk mencapai hal tersebut, PTKS menjalankan program efisiensi biaya secara menyeluruh, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk di pasar domestik maupun internasional. Dengan efisiensi operasional yang konsisten, perusahaan dapat menekan biaya produksi meningkatkan margin keuntungan, serta menjaga daya saing harga terhadap produk impor," imbuhnya.
Selain itu, KRAS juga berencana mengoptimalkan potensi pasar baja melalui strategi product mix dengan memanfaatkan unique selling point (USP) PTKS yang jarang dapat dipenuhi pemasok domestik lain.
"PTKS akan fokus untuk memaksimalkan potensi penjualan di USP, ekspor, dan mass market yang memiliki margin tinggi dan sedang," tutupnya.
Topik:
krakatau-steel danantara dukungan-dana