Garuda Indonesia (GIAA) Minta Restu Private Placement dan Hapus Aset Pesawat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 22 Oktober 2025 5 jam yang lalu
Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)
Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2025. 

Dalam rapat tersebut, manajemen akan meminta persetujuan pemegang saham atas sejumlah agenda penting, termasuk penambahan modal melalui mekanisme private placement serta penghapusan sejumlah aset pesawat.

Berdasarkan pengumuman resmi perseroan, rapat akan digelar di Gedung Manajemen Garuda City, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ada empat mata acara utama yang akan dibahas dalam pertemuan itu.

Agenda pertama, Garuda Indonesia akan meminta restu pemegang saham untuk meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor dalam rangka penerbitan saham baru melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). 

Aksi korporasi ini merupakan kelanjutan dari keputusan RUPSLB pada 30 Juni 2025 terkait persetujuan rancangan restrukturisasi penyehatan perusahaan.

Garuda menjelaskan, penerbitan saham baru dilakukan sebagai bagian dari konversi pinjaman pemegang saham dan penyetoran modal, sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 14/POJK.04/2019 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Agenda kedua, manajemen juga meminta persetujuan pengalihan dan penghapusbukuan sejumlah aset, yang nilainya melebihi 50% dari total kekayaan bersih perseroan.

Aset yang dimaksud meliputi pesawat udara, pesawat yang tidak digunakan (unused aircraft), serta aset bernilai rendah (Low Value Asset/ LVA) dan Unit Load Device (ULD). Langkah tersebut mengacu pada Pasal 102 UU Perseroan Terbatas dan Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023 tentang pedoman tata kelola dan aksi korporasi signifikan BUMN.

Selain itu, Garuda Indonesia akan meminta pelimpahan kewenangan kepada direksi untuk menindaklanjuti pengalihan aset tersebut serta persetujuan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Keempat atas UU BUMN.

Rapat tersebut akan dihadiri oleh para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) hingga 20 Oktober 2025.

Rencana Penambahan Modal dari Danantara

BPI Danantara berencana menggelontorkan puluhan triliun rupiah dana segar ke Garuda Indonesia sebagai bagian dari program restrukturisasi perusahaan. Dana tersebut akan disalurkan melalui dua skema, yakni setoran tunai senilai US$1,441 miliar (Rp23,39 triliun) serta konversi pinjaman pemegang saham atau shareholder loan (SHL) sebesar US$405 juta (Rp6,56 triliun).

Dalam aksi korporasi ini, Garuda akan menerbitkan 407,90 miliar saham baru dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham, berdasarkan hasil penilaian wajar oleh KJPP Areyanto & Rekan. Seluruh saham baru tersebut akan diklasifikasikan sebagai saham Seri D.

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga melakukan perombakan besar-besaran di jajaran manajemen. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (15/10/2025), perseroan mengumumkan pergantian direksi dan dewan komisaris.

Dalam keputusan tersebut, Glenny H. Kairupan ditunjuk sebagai Direktur Utama baru, menggantikan Wamildan Tsani Panjaitan yang menjabat selama 11 bulan. Sementara itu, dua profesional asing, Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills, turut bergabung sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko serta Direktur.

Topik:

garuda-indonesia giia private-placement danantara