Ubah Narasi, Pemerintah Minta Tagar Kabur Aja Dulu Diganti Jadi Ayo Bekerja di Luar Negeri

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 19 Februari 2025 12:49 WIB
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding (Foto: Repro)
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) sekaligus Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Abdul Kadir Karding, mengusulkan agar tagar #KaburAjaDulu yang tengah viral di media sosial diganti dengan #AyoBekerjaDiLuarNegeri. 

Menurutnya, migrasi tenaga kerja ke luar negeri bukan sekadar "kabur," tetapi peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan.

Karding menyoroti bahwa terdapat permintaan tenaga kerja yang cukup besar di Indonesia pada tahun 2024. Dari total kebutuhan 1,3 juta pekerja, Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 297 ribu tenaga kerja.

”Di Jepang permintaan tahun ini 100-200 ribu. Di Arab kalau kita buka ini insya Allah permintanya 200-300 ribu. Belum lagi Hongkong, Taiwan, belum lagi Eropa. Eropa juga sudah mulai banyak yang meminta kepada kita,” katanya pada penandatanganan Nota Kesepahaman antara KP2MI/BP2MI dengan Kementerian BUMN, Kementerian HAM, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Kamar Entrepreneur Indonesia, di Jakara, Rabu (19/02/2025).

Ia pun mendorong agar warga negara yang berminat bekerja di luar negeri menyiapkan diri dengan matang, baik dari segi kemampuan bahasa, keterampilan, maupun kelengkapan dokumen.

”Jadi sehingga ketika dia keluar maka kita berharap semua terdata dengan baik, sehingga kita tahu posisinya dan sedang bekerja apa dan sebagainya,” tuturnya. 

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menekankan bahwa penandatanganan MoU ini sangat penting untuk mengurangi potensi risiko yang tidak terduga bagi pekerja migran Indonesia. Terutama karena sekitar 80 persen dari mereka adalah perempuan.

“Hampir 80 persen adalah domestic worker dan perempuan. Nah karena itu dalam MOU ini salah satu yang terpenting bagaimana kita menyatukan data, menyatukan sistem supaya data base daripada pekerja migran ini bisa benar-benar kita bisa maksimalkan menjadi sebuah data yang bisa menjadi pemantauan dan perlindungan kedepannya," pungkasnya.

Topik:

pekerja-migran-indonesia p2mi bp2mi