Karhutla Makin Meluas, Modifikasi Cuaca Digelar di Riau hingga Kalbar

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 Juli 2025 08:12 WIB
Ilustrasi. Modifikasi Cuaca Digelar di Riau hingga Kalbar untuk Percepat Penanganan Karhutla (Foto: Ist)
Ilustrasi. Modifikasi Cuaca Digelar di Riau hingga Kalbar untuk Percepat Penanganan Karhutla (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah cepat menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kembali melanda sejumlah wilayah. 

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) digelar di tiga provinsi: Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian meluas akibat musim kemarau.

Di saat yang sama, kebakaran hebat juga dilaporkan terjadi di Kalimantan Timur. Sedikitnya 200 hektare lahan gambut di Desa Siran, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, hangus dilalap si jago merah.

“Meskipun lokasi kebakaran dekat dengan area permukiman warga Desa Muara Siran, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hingga Sabtu (26/7/2025), terpantau masih tampak titik api dan asap yang cukup tebal,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Senin (28/7/2025).

Kejadian yang sama juga terjadi di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada Jumat (25/7/2025), lahan seluas 6,2 hektare di Desa Pembaharuan, Kecamatan Kelapa Sampit dan Desa Tg. Batu Itam, Kecamatan Simpang Pesak terbakar. 

BPBD Kabupaten Belitung Timur yang menerima laporan bergerak cepat menuju lokasi dan melakukan pemadaman api jalur darat.

Selain itu, karhutla juga terjadi di Provinsi Bengkulu, tepatnya di Desa Pagar Agung, Kecamatan Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (26/7/2025). 

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Kepahiang bersama Damkar, TNI, dan POLRI dikerahkan untuk memadamkan kobaran api menggunakan satu unit mobil kebakaran dan satu mobil tangki air. Berkat upaya gabungan tersebut, api berhasil dipadamkan pada hari yang sama.

Sementara itu, Aam menyampaikan bahwa menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus 2025, BNPB mengimbau pemerintah daerah, khususnya di enam provinsi prioritas Karhutla untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi risiko bencana karhutla.

“Prakiraan curah hujan pada dasarian keempat Juli hingga dasarian pertama Agustus 2025 terpantau berada dalam kategori rendah, di bawah 50 mm,” tutupnya.

Topik:

kebakaran-hutan-dan-lahan modifikasi-cuaca omc