Mana Sahroni?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Agustus 2025 15:33 WIB
Massa aksi melempar botol ke dalam gedung DPR yang sudah dijaga aparat penegak hukum. Bahkan membakan ban. Foto: Dok MI/Istimewa
Massa aksi melempar botol ke dalam gedung DPR yang sudah dijaga aparat penegak hukum. Bahkan membakan ban. Foto: Dok MI/Istimewa

Jakarta, MI - "Mana Sahroni?" begitu teriakkan massa aksi dari unsur mahassiswa yang mendatangi gedung DPR RI pada Kamis (28/8/2025) siang.

Pantauan Monitorindonesia.com, massa terlihat membuang petasan ke dalam gedung DPR. Bahkan ada juga yang membakar ban. Sementara petugas kepolisian mengimbau kepada para peserta aksi untuk menyampaikan aspirasi dan pendapatnya dengan tertib, dan kondusif, tidak melakukan pengrusakan dan kegiatan yang membahayakan.

Namun massa tetap meneriakkan nama anggota DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni. Dan juga meminta agar pintu gerbang DPR RI dibuka sekarang!, "Mana ini anggota DPR nya! Buka buka buka pintunya, buka pintunya sekarang juga," kata massa.

Sahroni sebelumnya menyebut rakyat tolol. Pun dinilai bisa memperparah krisis politik nasional, permintaan bubarkan DPR merupakan frustrasi publik yang kecewa di tengah kesulitan ekonomi dan PHK di mana-mana.

Diperparah lagi di tengah situasi banyak rakyat yang susah mencari pekerjaan tapi muncul informasi ada tunjangan yang fantastis untuk anggota dewan.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan menilai, pernyataan Anggota Komisi III DPR RI itu kurang bijak dan cenderung memantik kemarahan publik. 

“Harusnya Sahroni memahami 'bubarkan DPR’ yang dilontarkan oleh publik merupakan bentuk kritik dan kekecewaan atas kinerja DPR, terutama terkait dengan kenaikan gaji dan tunjangan Anggota DPR,” kata Iwan, Selasa (26/8/2025).

Mirisnya, di tengah rakyat yang sedang susah, cari kerja susah, harga-harga barang naik, pajak makin mencekik malah gaji dan tunjangan anggota DPR naik, bahkan pajaknya pun dibayar oleh negara. 

Belum lagi gaya komunikasi dan argumentasi pimpinan dan Anggota DPR yang tidak rasional, prematur, menyesatkan bahkan kasar seperti Ahmad Sahroni ini. Hal-hal seperti inilah yang membuat rakyat tambah frustasi. 

Apa mereka tidak belajar dari kejadian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah kemarin? Rakyatnya marah karena gaya komunikasi pemimpinnya yang tidak baik bahkan menantang.

“Saya hawatir, akibat pernyataan Ahmad Sahroni yang cukup kasar ini membuat rakyat marah dan terjadi demo besar-besaran seperti di Pati kemarin,” katnya.

Sebaiknya, kalau tidak bisa memberikan solusi dari kritik-kritik yang dilontarkan rakyat, setidaknya jangan direspon dengan gaya komunikasi yang kasar dan kurang beradab.  “DPR sebagai wakil rakyat mestinya memberikan solusi dan membuat adem dengan kinerja dan pernyataan-pernyataannya di tengah publik,” pungkasnya.

Topik:

Demo DPR DPR Sahroni