Bahaya Strict Parents, Kenali Ciri dan Dampaknya

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 3 Juli 2022 15:58 WIB
Jakarta, MI - Dalam ilmu psikologi, strict parents adalah orang tua yang memiliki standar tinggi serta sering kali menuntut anaknya. Setiap orang tua, tentu memiliki kewajiban untuk membimbing, memberikan arahan serta mengasuh anak-anaknya, mulai dari kecil hingga dewasa dan kewajiban orang tua untuk mengajarkan anak mengenai berbagai hal, sering kali diartikan sebagai Parenting. Parenting sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses guna mendukung serta mengembangkan emosi, sosial, fisik, hingga intelektual anak mulai dari ia bayi hingga mencapai usia dewasa. Namun ada sebagian orang tua yang masih percaya bahwa cara pengasuhan yang ketat, dapat membuat anaknya menjadi sosok yang lebih hebat kelak. Akan tetapi, memberikan pengasuhan dengan cara strict parents, justru dapat berdampak negatif pada anak. Ketika orang tua memberikan standar tinggi kepada anak dan memberi dukungan diserta dengan kasih sayang, maka tandanya orang tua tersebut memiliki gaya asuh yang otoritatif. Gaya asuh tersebut, umumnya akan membuat anak menjadi sosok yang lebih baik. Namun, berbeda dengan gaya pengasuhan otoritatif tadi, gaya asuh strict parents umumnya tidak memiliki sifat otoritatif, akan tetapi cenderung otoriter. Sosok strict parents dengan sifat otoriter dapat ditandai dengan perilaku yang dingin, tidak responsif serta cenderung tidak suportif kepada anaknya. Peraturan yang dibuat oleh strict parents pun dibuat dengan sewenang-wenang serta sangat ketat. Ciri-ciri strict parents Setelah mengetahui pengertian dari strict parents, berikut ini beberapa ciri-cirinya. 1. Memberikan tuntutan, tapi tidak bersikap responsif Sifat khas yang dimiliki oleh orang tua ini ialah otoriter. Sehingga, mereka sering memberikan banyak peraturan serta tuntutan pada anak, bahkan peraturan yang diterapkan tersebut berdampak pada setiap seluruh aspek yang ada dalam hidup anak, baik itu di rumah maupun ketika anak berada di tempat umum. Peraturan-peraturan yang diterapkan oleh mereka pada umumnya merupakan peraturan tidak tertulis dan beberapa bahkan tidak menyampaikan peraturan tersebut kepada sang anak. Dibandingkan memberitahu anak, mereka menganggap dan mengharapkan bahwa anak dapat paham dan mengerti peraturan tersebut, tanpa diberi tahu. 2. Sedikit memberikan kasih sayang Ketika kamu melihat atau merasakan orang tua yang terlihat dingin, jauh dari anak-anak atau tidak dekat, serta kasar, maka itu adalah ciri-ciri dari strict parents yang cenderung minim memberikan kasih sayang. Tidak jarang pula, mereka bahkan berteriak pada anak serta jarang memberi dukungan maupun pujian. Hal ini dikarenakan, mereka lebih mementingkan disiplin dari anak, dibandingkan kesenangan pada pola pengasuhan anaknya. 3. Memiliki banyak aturan dan berlebihan Ciri khas dari strict parents ialah dia akan menerapkan banyak peraturan pada anak dan peraturan tersebut dinilai berlebihan bagi kebanyakan orang. Contohnya seperti pembatasan jam keluar atau menyusun kegiatan khusus yang harus dilakukan oleh anak usai pulang sekolah dan lain sebagainya. Kondisi tersebut, akan membuat anak merasa terkekang. Sebab anak dituntut untuk mampu dan harus mengikuti segala aturan yang dibuat oleh orang tuanya. Akan lebih baik, apabila orang tua hanya menerapkan sedikit peraturan, tetapi peraturan-peraturan tersebut konsisten diterapkan kepada anak. 4. Tak jarang memberikan hukuman fisik Strict parents umumnya tidak akan segan memberikan hukuman fisik pada anak, ketika sang anak dianggap telah melanggar peraturan yang dibuat. Hukuman fisik yang diberikan bisa beragam, mulai dari pukulan, menarik telinga dan lain sebagainya. Pada umumnya, hukuman fisik akan diberikan, ketika anak tidak mampu memenuhi ekspektasi atau mematuhi aturan strict parents. 5. Tidak membiarkan sang anak memilih Seorang strict parents, dengan sifat otoriter biasanya tidak membiarkan anak untuk memilih atau memberikan pilihan pada anak. Keputusan yang diberikan pada anak, umumnya adalah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat, selain itu strict parents juga tidak akan mendengarkan opini dari anak mengenai peraturan-peraturan tersebut. Sehingga, anak pun tidak memiliki ruang untuk melakukan negosiasi serta tidak mampu menentukan pilihannya sendiri. 6. Tidak memercayai anak Orang tua yang memiliki gaya pengasuhan strict parents serta otoriter, umumnya cenderung tidak mampu memercayai sang anak, sehingga anak pun tidak diberikan peluang untuk membuat keputusannya sendiri. Strict parents, tidak memberikan kesempatan pada anak, untuk membuktikan bahwa anak tersebut mampu dan bisa membuat keputusan yang baik dengan pendapat dan opininya sendiri. 7. Kerap mempermalukan anak Strict parents umumnya tidak pandang bulu, ketika ia akan memperingatkan anak ketika anak melakukan sesuatu hal yang salah. Selain itu, strict parents juga dianggap kerap mempermalukan anak di depan umum, dengan tujuan agar anak selalu mematuhi peraturan yang mereka buat. Alih-alih memberikan support, agar rasa percaya diri anak meningkat, strict parents justru mempermalukan anak, sebagai suatu cara yang dianggapnya mampu memberikan motivasi pada anak dan mendorong anak menjadi sosok lebih baik. Akan tetapi, harapan tersebut tentu akan berbanding terbalik dengan hasil, sebab anak akan merasa minder untuk melakukan sesuatu karena takut dibentak atau dipermalukan di depan umum. 8. Tidak memberikan waktu luang untuk anak Ciri lainnya dari seorang strict parents ialah tidak memberikan waktu luang bagi anaknya. Contohnya, orang tua akan meminta anak, untuk melakukan hal-hal atau tugas yang sulit. Akan tetapi, orang tua tidak mau memberikan waktu luangnya untuk membantu anak mengerjakan tugas tersebut. Sehingga, anak pun akan merasa kesepian serta kesulitan, ketika ia mendapatkan tugas yang membebaninya. 9. Enggan memberikan penjelasan pada anak Orang tua dengan gaya asuh strict parents biasanya ingin anaknya untuk mampu bersikap baik serta mampu memahami peraturan tidak tertulis yang mereka terapkan. Akan tetapi, strict parents enggan menjelaskan mengenai peraturan tersebut atau menjelaskan kepada anak, mengapa mereka menerapkan peraturan tersebut. Dampak gaya asuh strict parents Lalu, dampak apa yang diberikan oleh gaya asuh strict parents? Apakah gaya asuh strict parents memiliki dampak baik atau buruk? 1. Anak menjadi tidak bahagia serta depresi Dalam sebuah jurnal psikologi, dijelaskan bahwa salah satu dampak dari gaya asuh strict parents, ialah membuat anak menjadi tidak bahagia serta merasa depresi. 2. Anak bisa memiliki gangguan perilaku Selain depresi serta tidak bahagia, anak dengan asuhan strict parents cenderung memiliki gangguan perilaku. Hal ini dikarenakan anak adalah sosok peniru ulung, sehingga ia akan dengan mudah meniru perilaku yang ditunjukan oleh orang tuanya. Ketika orang tua mendisiplinkan anak dengan cara yang keras dan disertai ancaman maupun paksaan bahkan hingga hukuman fisik, anak tentu saja bisa meniru hal-hal tersebut dan memperlakukan temannya dengan perilaku yang tidak mengenakan. Hasilnya, anak akan memiliki sifat agresif, pemarah, hingga impulsif sejak dini. 3. Anak lebih suka berbohong Ketika orang tua mendisiplinkan anak dengan cara yang keras dan penuh pengekangan bahkan tanpa kasih sayang, maka rasa takut dalam diri anak pun akan muncul. Sehingga, anak akan berusaha untuk menghindari hukuman-hukuman tersebut, salah satu caranya ialah dengan berbohong. Contohnya, ketika strict parents mempermalukan anak di luar rumah, maka anak akan cenderung bertingkah baik di luar rumah. Sebab ia takut akan dipermalukan di depan umum. Namun, sesampainya ia di rumah, anak bisa kembali melakukan hal-hal buruk ataupun melanggar aturan yang telah dibuat oleh orang tua. Sifat gemar berbohong ini juga dapat muncul karena anak tidak diberikan kesempatan oleh orang tua untuk mengungkapkan kejujurannya. 4. Menjadi anak yang suka melakukan bullying Dampak dari pola asuh otoriter dari strict parents ialah mengundang sifat bully ke dalam diri anak. Hal ini dikarenakan, anak melihat cara yang keras dan hukuman fisik yang dilakukan oleh orang tua pada dirinya. Sehingga, anak akan menganggap bahwa perlakuan kasar tersebut merupakan hal yang wajar. Pada akhirnya, anak akan menjadi sosok yang keras dan pemaksa untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, seperti cara asuh orang tua. Pola asuh otoriter dan strict parents akan menyebabkan anak menjadi sosok pelaku perundungan atau bullying. 5. Anak tidak memiliki rasa percaya diri Dampak lainnya dari pola asuh strict parents ialah rasa percaya diri dari sang anak akan meredam bahkan hilang. Hal ini dikarenakan orang tua tidak memberikan kepercayaan dan kesempatan pada anak, untuk mengungkapkan opini dan dilarang mempertanyakan sesuatu.

Topik:

Anak Orang Tua Strict Parents psikologi Parenting