Tips Sederhana untuk Mendapatkan Kebahagiaan

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 28 September 2022 16:30 WIB
Jakarta, MI - Laju kehidupan yang cepat atau rutinitas sehari-hari terkadang menyebabkan seseorang tidak fokus pada kebahagiaan sendiri atau berhenti menganalisis hal-hal baik di sekitarnya. Kebahagiaan adalah kondisi subjektif dan relatif, tidak semua orang bahagia karena alasan yang sama. Dengan demikian, mendefinisikannya tidak mudah, sangat kompleks untuk mengevaluasinya secara ilmiah, tetapi hal itu didasarkan pada fakta bahwa kebahagiaan sebagian besar bergantung pada sikap dalam menghadapi kehidupan. Apa rahasia kebahagiaan? Ada serangkaian sikap, aktivitas dan perilaku yang dapat membuat seseorang lebih bahagia. Oleh karena itu, banyak psikolog dan ahli yang mendefinisikan kunci-kunci ini sebagai salah satu kunci utama yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: 1. Bersikaplah optimis Optimisme adalah sikap terhadap kehidupan, tentang menerjemahkan pikiran positif ke dalam tindakan. Dengan demikian, orang yang optimis menghadapi tantangan dan memecahkan kesulitan. Pesimis, di sisi lain, selalu mengharapkan yang terburuk dan menghindari tantangan. Dengan cara ini, the European Institute of Positive Psychology (IEPP) memastikan bahwa sikap ini bermanfaat bagi kesehatan fisik dan emosional , membantu mencapai tujuan, merupakan bagian dari jalan menuju kesuksesan dan memprediksi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic di New York menyimpulkan bahwa orang optimis hidup hampir 20% lebih lama daripada orang pesimis. Penelitian dilakukan dengan 839 orang di atas 30 tahun. 2. Berolahraga Ini adalah poin yang disetujui oleh banyak ahli, karena tidak hanya berfungsi untuk mengurangi tingkat stres, tetapi juga praktik latihan fisik membantu melepaskan zat kimia dari otak seperti endorfin, zat yang dilepaskan ketika melakukan beberapa aktivitas yang menghasilkan kesenangan atau menyenangkan dan yang menghasilkan perasaan sejahtera. Faktanya, satu penelitian mengklaim bahwa berolahraga selama setengah jam dapat mengurangi gejala depresi setidaknya selama 75 menit setelah pelatihan dan memperkuat manfaat terapi. 3. Bersyukurlah Syukur adalah perasaan yang dimiliki orang ketika mereka menghargai bantuan yang telah dilakukan orang lain kepada mereka. Sikap inilah yang memungkinkan kita untuk menghargai apa yang kita miliki. Dalam hal ini, the Cetep Medical Center menjelaskan bahwa, ketika seseorang mengalami rasa syukur, otak mereka melepaskan dopamin dan serotonin, neurotransmiter yang terkait dengan kesenangan dan kebahagiaan yang menghasilkan peningkatan suasana hati. Juga, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengungkapkan rasa terima kasih ini melalui surat, email, atau pesan meningkatkan kebahagiaan orang dan mengurangi gejala depresi. 4. Jangan menunda-nunda Penundaan berarti menunda tugas dan tanggung jawab untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat tetapi tidak relevan. Dengan kata lain, itu adalah cara menghindari tanggung jawab atau keputusan menggunakan kegiatan lain sebagai perlindungan atau alasan. Dengan cara ini, penting untuk belajar untuk tidak menunda-nunda untuk mencapai kebahagiaan, sehingga strategi harus digunakan untuk menghentikan kebiasaan ini, seperti membuat daftar tugas yang tertunda, mengklasifikasikannya antara yang mendesak dan penting, memprogram dan merencanakan proyek, menangani tugas-tugas yang sulit atau menetapkan tujuan dengan batas waktu. 5. Meditasi Pusat Pengobatan Johns Hopkins di AS menunjukkan bahwa hanya 30 menit meditasi sehari dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Dengan demikian, praktik ini dikaitkan dengan banyak manfaat pada tingkat fisik dan mental; meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi dan meningkatkan suasana hati melalui penggabungan pikiran positif. Dalam waktu meditasi harian ini kamu dapat memperoleh kedamaian dan ketenangan yang diperlukan untuk belajar menjadi bahagia. Sejalan dengan itu, penelitian lain menunjukkan bahwa meditasi meningkatkan kesejahteraan pribadi, mengurangi stres dan menghasilkan perasaan gembira dan bahagia. 6. Bertindak tangguh The Spanish Institute of Resilience (IER) mendefinisikan tangguh sebagai "kemampuan untuk menghadapi kesulitan dengan menciptakan sumber daya psikologis untuk muncul lebih kuat dan mencapai keadaan keunggulan profesional dan pribadi".