Pengamat: Wasit Pelayanan bagi Transjakarta Lebih Baik Ketimbang Operator

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 11 Desember 2021 11:20 WIB
Monitorindonesia.com- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, seharusnya Transjakarta tidak usah ikut menjadi operator. Namun, Transjakatta lebih berfungsi sebagai wasit pelayanan yang mengawasi seluruh persyaratan dan aturan main. Demikian disampaikan Djoko saat merespons seringnya bus Transjakarta mengalami kecelakaan. ”Para operator yang melakukan kontrak kerja dengan Transjakarta itulah yang jadi pemain yang di awasi, di wasiti oleh Transjakarta,” kata Djoko kepada wartawan, Sabtu (11/12/2021). Dalam melakukan pengawasan aturan main tersebut, kata Djoko, Transjakarta harus adil dan disiplin menerapkan aturan dan persyaratan yang ada. Jika Transjakarta ikut jadi pemain, bukan tidak mungkin pengawasan dan aturan main memiliki standar ganda yang bisa menjadi tidak adil saat Transjakarta melaksanakan tugasnya karena Transjakarta menjadi ambiguity. ”Satu pihak menjadi pengawas dan penegak aturan pelayanan, satu pihak lainnya sebagai operator yang harus mencari keuntungan, yang terkadang menganakemaskan sebagai operator, dengan memberi prioritas lebih (untuk peluang keuntungan, misalnya dengan menempatkan armadanya pada rute yang panjang) dan lebih toleran (lebih kendor) terhadap aturan yang ada,” tuturnya. Sementara kepada operator lain lebih ditekan pada disiplin sampai sekecil-kecilnya, lanjut Djoko, bila terjadi pelanggaran langsung diberikan penalty. Status Transjakarta sebagai operator, bukan lagi sebagai fill in, tapi sudah mendominasi armadanya. ”Kerja Transjakarta sebagai wasit pelayanan menjadikan konsentrasinya buyar, karena harus terbagi dengan tugas sebagai operator,” tuturnya. Dia menambahkan, organisasi Transjakarta menjadi besar, SDM juga tambah banyak dan anggaran juga semakin besar, urusan juga semakin majemuk, seperti urus bus, urus tenaga kerja, urus bengkel, urus pool bus, dan urus diklat. (Wawan)