Proyek Waduk Munjul dan Cilangkap Terbengkalai, DPRD Meminta Yusmada Faizal Bertanggung Jawab

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Desember 2022 17:52 WIB
Jakarta, MI - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmuda menyoroti sikap Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal yang bungkam atas proyek Waduk Munjul dan Cilangkap yang diketahui dari anggaran Percepatan Ekonomi Nasional (PEN). Ida menegaskan, bahwa setiap proyek pasti ada batasan waktu yang tertuang dalam kontrak. "Bilamana ada keterlambatan, akan dikenakan juga sanksi denda. Saya tidak hafal persis nilai dan batasan waktunya, karena ribuan proyek di Pemprov DKI ini, sebaiknya hubungi Kepala Dinasnya. Dia harusnya mau terbuka dan itu wajib," tegas Ida kepada Monitor Indonesia, Selasa (27/12). [caption id="attachment_511400" align="alignnone" width="300"] Papan Proyek Pembangunan Waduk Munjul[/caption] Diketahui, bahwa proyek pembangunan Waduk Munjul dan Waduk Cilangkap itu dikerjakan oleh PT. Arvitotech Konstruksi Indonesia. Namun sampai pada saat ini belum juga diselesaikan. Pekerjaan dilapangan pun masih terus dikebut. Batu-batu kali puluhan truk masih disuplay. Tidak ada transparansi diproyek ini, yang tertera di papan proyek hanya memuat pelaksana, konsultan. Lebih janggalnya lagi, di papan proyek tersebut terdapat waktu dimulainya pengerjaan proyek, namun berakhirnya tidak dicantumkan. Sungguh aneh tapi nyata! [caption id="attachment_511399" align="alignnone" width="300"] Material Proyek masih berserakan di lokasi[/caption] Berdasarkan penelusuran Monitor Indonesia, terdapat rekam jejak perusahaan ini (PT. Arvitotech Konstruksi Indonesia) adalah salah satu dari 29 perusahaan yang mengerjakan Sumur Resapan yang ditengarai bermasalah. Selain itu, ditemukan juga data perusahaan ini sebagai perusahaan yang terdaftar di E Catalog kualifikasinya beragam dan klasifikasinya M1. Misteriusnya proyek ini masih menyelimuti kalangan pegiat anti korupsi. Dimana proses lelangnya tidak ditemukan dan berapa nilai proyek ini. Pejabatnyapun bungkam. Kepala Dinas Sumber Daya Air Yusmada Faizal sudah berulangkali dikonfirmasi lewat telepon selulernya tidak merespon. Begitupun Dedi dari pihak pelaksana proyek tidak bergeming kepada Monitor Indonesia. Atas hal ini, Ketua Harian GEMITRA Alberto menyatakan proyek ini akan segera dilaporkan kepada aparat penegak hukum. "Kami akan segera melaporkan proyek ini kepada penegak hukum. Kami tidak menyangka diera keterbukaan informasi publik ini Yusmada bersikap tertutup. Banyak proyek yang semua orang bisa akses informasi, namun aneh dalam proyek Waduk ini dia malah cuek," katanya. Berdasarkan sumber-sumber informasi yang diperoleh Monitor Indonesia, bahwa anggaran proyek ini bersumber dari Pusat yakni PEN (Percepatan Ekonomi Nasional) bernilai triliunan. Anggaran ini dialokasikan untuk 9 proyek folder dan dua (2) waduk yaitu Cilangkap dan Munjul ini. Sayangnya tidak diketahui berapa alokasi untuk kedua proyek besar ini. Kondisinya pun sesuai pantauan dilapangan terlihat masih semrawut. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya, sering menggunakan kawasan Agro Wisata untuk jogging dan olah raga mengeluhkan kondisi jalan yang jorok penuh lumpur. "Sekarang malas kesini Pak, habisnya jorok akibat jalanan yang tak kunjung dibersihkan dan dirapihkan. Emangnya sampai kapan ini lalu lalang truk-truk proyek ini ya," tanyanya heran. Sementara itu, pihak BBI Agro Wisata Cilangkap juga mengeluhkan kondisi jalan yang hingga kini tak kunjung diperbaiki, karena satu satunya akses truk truk proyek kelokasi proyek ini hanya dari sini katanya. "Kami tidak paham, apakah pihak Sumber Daya Air akan memperbaiki jalan yang rusak ini kurang lebih 200 meter," katanya. (MI/Sabam)