Kebakaran Menara K-Link Jakarta, Robot Pemadam Anies Kemana Ya?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 17 Juli 2023 01:45 WIB
Jakarta, MI - Kebakaran Menara K-Link Jakarta, di Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu, 15 Juli 2023 kemarin menjadi perhatian masyarakat khusunya di DKI Jakarta. Bukan hanya persoalan penyebab terjadinya kebakaran itu, namum patut dipertanyakan robot pemadam kebakaran yang diluncurkan Anies Baswedan semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta. Video kebakaran itu beredar di media sosial, banyak netizen yang mempertanyakan robot LUF-60 lantaran tidak ada di lokasi kejadian. Padahal robot ini seharusnya bisa bereaksi ketika kebakaran di lokasi yang sulit diakses oleh mobil Damkar. Bahkan, robot itu bisa dikendalikan remote control. Tujuannya untuk mengurangi potensi petugas kebakaran jadi korban dan agar bisa memadamkan titik api yang cukup berbahaya. Robot itu didesain untuk memadamkan api di daerah yang sulit dijangkau manusia. Di daerah – daerah seperti kawasan kebakarang yang berbahan nuklir, zat kimia, ataupun hutan yang sulit dijangkau bisa menggunakan robot itu. Alat itu kerap dipakai pihak militer di beberapa negara. Dalam remote control terdapat layar untuk melacak keadaaan robot. Robot tersebut bisa dikendalikan dari jarak 1,5 km. Mesin itu pun dilengkapi dengan GPS. Jika mesin hilang dari pandangan mata, operator masih bisa memantau keberadaan robot tersebut lewat GPS. [caption id="attachment_554506" align="alignnone" width="670"] Robot Pemadam Kebakaran (Foto: Instagram Anies Baswedan)[/caption] Robot canggih itu juga dilengkapi sejumlah kamera. Kamera tersebut didesain antiair dan tahan segala kondisi. Nantinya, petugas bisa melihat kawasan yang sedang dipadamkan melalui kamera yang tersambung dengan remote kontrol tersebut. Robot ini juga tahan banting, jangkauan penyemprotan air jauh Robot itu mampu menahan api dan ledakan serta dapat menampung 2500 liter air dan 500 liter busa. Sementara jangkauan semprot air mencapai 55 meter dan busa sejauh 45 meter. Robot itu juga mampu mengangkat beban seberat ton, menarik beban 6 ton, serta mendorong beban hingga 10 ton. Menurut situs web lpse.jakarta.go.id, harga satu unit alat tersebut Rp 37,4 miliar. "Robot pemadam yang dibeli pak @aniesbaswedan yang dulu mana? Itu harganya selangit loh..." tanya LOEBIS @Lubis_punk dikutip Monitorindonesia.com, Senin (17/7). "Robot telo," kata BUANG@AdiSuwa***. "Tenang ada robot pemadam ya pak @aniesbaswedan," komentar@Ndi TheEnd "Ga usah panik, kan ada robot pemadam kebakaran," sindir @Jarwo***. "Karya apanya. Dimana robot pemadam sekarang. Jangan cuma numpang selfi dan simpan di gudang karena tak layak dan dana habis," kata @Pexinta. Robot pemadam ini, pada saat kebakaran Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) pada tanggal 22 Agustus 2020 lalu juga tidak digunakan. Apa alasannya? Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan menjelaskan, robot pemadam kebakaran yang dibeli untuk memadamkan kebakaran di MRT dan LRT, atau lokasi dengan potensi ledakan seperti kilang minyak. Sementara menurutnya, untuk gedung Kejaksaan Agung lebih tepat menggunakan Bronto Skylift. Sebab Bronto mampu menjangkau bagian atas bangunan, mengingat kebakaran di Kejaksaan Agung ada di ketinggian. Robot tersebut tidak digunakan dalam pemadaman kebakaran gedung utama Kejagung karena tidak tepat digunakan untuk bangunan tinggi, robot tersebut lebih cocok dioperasikan untuk memadamkan api di objek kebakaran yang bersifat datar atau horizontal. Penyebab Kebakaran Menara K-Link Jakarta Penyebab kebakaran di Menara K-Link Jakarta, di Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, diduga kuat karena kompor gas yang ada di lantai tujuh gedung tersebut. "Informasi sementara penyebab dari kantin lantai 7. Kompor gas," ujar Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Syamsul Huda kepada wartawan, Sabtu (15/7). Dia mengatakan, total ada 21 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi guna menjinakkan si jago merah. Sementara itu, untuk jumlah personel yang diterjunkan ada 115 orang. Sekira pukul 11.15 WIB, pihaknya sudah menguasai api dan melakukan pendinginan. "Sudah pendinginan, tinggal keluarkan asapnya saja. Asap kita sedok pakai blower," katanya. Management Gedung K-Link Tower menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu secara maksimal memadamkan api dengan efisien dan cepat, sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sedangkan korban dengan luka bakar telah menjalani pengobatan di rumah sakit. "Kami menghaturkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu pemadaman, baik petugas damkar, petugas keamanan, dan petugas internal K-Link Tower yang dengan cekatan," ujar GM PT MASS Irma Sri Wahyuni, Minggu (16/7). (AL)