Perekrutan Eks Pegawai Lion Air di Garuda Diduga Nepotisme dan Bernuansa Politis

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Maret 2025 21:17 WIB
Daftar gaji karyawan eks Lion yang dibawa oleh Dirut Garuda Indonesia menjadi karyawan Garunda Indonesia - Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan - Pesawan Garuda Indonesia (Foto: Dok MI/Diolah dari berbagai sumber)
Daftar gaji karyawan eks Lion yang dibawa oleh Dirut Garuda Indonesia menjadi karyawan Garunda Indonesia - Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan - Pesawan Garuda Indonesia (Foto: Dok MI/Diolah dari berbagai sumber)

Jakarta,  MI - Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menyoroti rekrutmen 14 pegawai baru di Garuda Indonesia yang merupakan mantan pegawai Lion Air Group. 

Pasalnya, gesaran gaji yang diterima mereka, berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp 117 juta. Hal ini juga memicu reaksi keras dari internal perusahaan dan publik.

Uchok menilai bahwa rekrutmen ini sarat akan indikasi ketidakterbukaan dan tidak selaras dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Sementara Sekretariat Bersama Serikat Karyawan Garuda Indonesia, yang terdiri dari Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda Indonesia (SEKARGA), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dengan tegas menolak keputusan tersebut. 

Bahkan, mereka telah mengirimkan surat protes kepada Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, pada 5 Maret lalu dengan tuntutan agar 14 pegawai baru tersebut dinonaktifkan.

Uchok yang geram menegaskan bahwa proses rekrutmen di BUMN seharusnya tidak nepostisme tapi transparan, adil, dan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, dan harus diingat protes serikat karyawan Garuda Indonesia janganlah dianggap hal yang biasa saja.

"Karena ini bukti bahwa pemimpin managemen Garuda Indonesia hanya mementingkan kelompok dan kroninya untuk mengamankan kedudukan selama menjabat, ini nepotisme!,” tegas Uchok kepada Monitorindonesi.com, Minggu (23/3/2025).

Selain itu, Uchok menyatakan bahwa sebelum menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia pada November 2024, Wamildan Tsani Panjaitan pernah menduduki posisi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Lion Air, turut memicu spekulasi adanya konflik kepentingan.

Uchok menilai rekrutmen ini lebih bernuansa politis dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan. "Garuda Indonesia sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, loyal, dan berintegritas. Jangan sampai ada kepentingan pribadi pemimpin yang mengorbankan aturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan,” beber Uchok.

Uchok Sky Khadafi
Uchok Sky Khadafi (Foto: Dok MI)

Uchok juga menegaskan bahwa rekrutmen dan promosi jabatan di BUMN tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pertemanan semata, tetapi harus didasarkan pada profesionalisme dan kebutuhan perusahaan.

Erick jangan diam saja

Sekretariat Bersama Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk segera turun tangan guna menyelesaikan persoalan ini. 

Mereka menilai bahwa langkah ini penting demi menjaga stabilitas internal perusahaan serta memulihkan kepercayaan masyarakat dan investor.

“Menteri BUMN harus segera menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai ada gejolak berkepanjangan di internal Garuda Indonesia yang justru dapat berdampak pada keberlangsungan bisnis perusahaan,” jelas Uchok.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Direktur Utama Garuda Indonesia maupun Menteri BUMN terkait tuntutan dari serikat karyawan tersebut. Perkembangan selanjutnya masih dinantikan oleh berbagai pihak yang mengamati kasus ini.

Corporate Communication Lion Air Grup, Danang Mandala Prihantoro belum menjawab konfirmasi Monitorindonesia.com hingga berita ini diterbitkan. (an)

Topik:

Lion Air Garuda Indonesia