Terminal Pulogebang Banyak Temuan Permainan Tarif oleh PO

wisnu
wisnu
Diperbarui 1 Mei 2022 05:23 WIB
Jakarta, MI – Kepala Satuan Pelaksana Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulogebang Hendra Kurniawan mengimbau, para pemudik waspadsi tarif tiket yang disediakan bus kelas ekonomi. Pasalnya, pihaknya menemukan sejumlah permainan tarif oleh sejumlah PO bus. "Yang parah adalah memainkan harga tiket. Kalau harga bus non-ekonomi memang tidak diatur dalam ketentuan. Tapi yang kelas ekonomi diatur," kata dia kepada wartawan yang dikutip, Ahad (1/5). Oknum Perusahaan Otobus (PO) diketahui ada yang menerapkan tarif eksekutif untuk bus ekonomi kepada calon penumpang dengan selisih tarif Rp110 ribu hingga Rp150 ribu lebih mahal. [caption id="attachment_427696" align="aligncenter" width="300"] Suasana di Terminal Pulogebang saat arus mudik Lebaran 2022. (Foto: Dok/Ist)[/caption] Untuk itu, para penumpang diminta lebih teliti dalam memilih harga tiket bus yang ditawarkan sejumlah PO. Untuk bus eksekutif umumnya dilengkapi fasilitas dua bangku di setiap lajur bus, tersedia fasilitas charger, ada tempat penyimpanan gelas di bangku, area khusus perokok, penumpang biasanya mendapat satu sampai dua kali makan. "Yang terpenting, busnya tidak mampir di titik tertentu perlintasan. Dia langsung melaju ke lokasi tujuan. Kalaupun mampir biasanya untuk keperluan makan di restoran tertentu saja," jelasnya. Modus lainnya dari oknum pengelola PO adalah menelantarkan penumpang bus di sejumlah titik perhentian. "Contohnya, penumpang dapat tiket Yogyakarta. Tapi hanya sampai Solo, jadi itu penumpang dipindahkan ke bus lain dan ditarik tarif lagi," katanya. Selain itu, lanjut dia, ada pula oknum pengelola PO bus yang menyalahi ketentuan trayek yang berujung pada penelantaran penumpang. "Misalkan PO Sinar Jaya, dia gak ke Bandung, tapi diberangkatkan ke Bandung di luar trayek," katanya. Salah satu penyebab terjadinya modus tersebut, kata Hendra, karena masih ada PO yang menerapkan sistem setoran kepada pegawai alias tidak digaji secara rutin. "Itu berpotensi mematok tarif sendiri dari penumpang," katanya. Karena masalah itu, operator Terminal Terpadu Pulogebang membuka layanan aduan penumpang melalui akun Instagram @terminalterpadupulogebang bagi para penumpang yang merasa dirugikan dalam setiap pelayanan perjalanan. Sejumlah modus tersebut, kata Hendra, telah ditindaklanjuti pihaknya dalam kurun hampir sembilan bulan melalui penjatuhan sanksi teguran lisan hingga penutupan PO di Terminal Terpadu Pulogebang. "Setiap laporan langsung kami tindaklanjuti. Langsung saya tutup saat ada laporan di medsos. Saya tak mau lama-lama, takut lupa. Kita sanksi 1x24 jam tentunya setelah kita konfirmasi dan terdapat bukti," katanya. Dalam kurun waktu itu, Hendra telah menjatuhkan sanksi penutupan PO karena terbukti merugikan penumpang, di antaranya PO Maju Muda Mandiri dan Langsung Jaya. Selain itu terdapat empat PO lainnya yang dijatuhi sanksi teguran lisan hingga tertulis. "Ditutup atau enggak (PO), tergantung tingkat kesalahannya, kalau mereka sudah akui salah, terus ada kompensasi dengan mengembalikan uang penumpang, sanksi yang tadinya dua pekan kita percepat jadi dua hari (penutupan)," katanya