Presiden Jokowi: Semua Harus Siap Hadapi Ancaman Krisis Pangan dan Energi

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 14 Juni 2022 12:44 WIB
Jakarta, MI - Presiden Republik Indonesia Joko WIdodo (Jokowi) mengatakan, di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian, Jokowi meminta seluruh elemen bangsa harus siap menghadapi ancaman krisis pangan, energi, dan kenaikan inflasi. “Ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, dan ancaman kenaikan inflasi. Semua negara mengalami. Dan, sampai saat ini, ini baru awal-awal. Oleh sebab itu, kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini,” kata Presiden Jokowi pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6). Acara bertema Kawal Produk Dalam Negeri untuk Bangsa Mandiri juga dihadiri Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh, dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Jokowi mengatakan, persediaan pangan harus betul-betul dipersiapkan. Selain pangan, energi juga harus dikalkulasi dengan baik, sebab separuh dari energi yang digunakan di Indonesia adalah impor. “Kita ini negara besar. Pangannya juga butuh pangan dalam jumlah besar. Energinya juga butuh energi yang besar, baik untuk kendaraan, industri, rumah tangga, dan lain-lainnya,” ujar Jokowi. Presiden Jokowi juga mengatakan, di sisi lain ancaman krisis pangan ini juga bisa dijadikan sebagai peluang karena Indonesia memiliki lahan yang besar, dimana sebagian besar lahan yang ada belum dimanfaatkan dan belum produktif. “Dua hari yang lalu, malam, saya mendapat telepon dari seorang perdana menteri. Tidak usah saya sebutkan siapa. Beliau meminta-minta betul, 'Presiden Jokowi tolong dalam sehari atau dua hari ini kirim minyak goreng. Stok kami betul-betul sudah habis dan kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial, ekonomi yang berujung pada krisis politik. Dan, itu sudah terjadi di negara yang namanya Sri Lanka',” pungkas Presiden Jokowi.